ALIRAN TRANSFORMASI 1
MAKALAH
Oleh:
Kholiq 137835029
(pengunggah)
Rikke
Kurniawati 137835047(pengunggah)
Wiwik
L 137835068(pengunggah)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
PROGRAM PASCASARJANA
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA-DAERAH
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena dengan bahasa
seseorang dapat menyampaikan maksud dan keinginan kepada orang lain. Dengan
kata lain seseorang dapat berkomunikasi dan beradaptasi dengan manusia lain,
seperti yang dikatakan oleh Kridalaksana (1983:45) bahwa bahasa adalah sistem
lambang bunyi arbitrer, yang digunakan oleh para kelompok sosial untuk
bekerjasama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri. Sesuai dengan kodrat
manusia maka kerangka karangan pemikirannya tetap berkembang, sesuai dengan
lingkungan yang dihadapinya sehingga perkembangan bahasa juga ikut serta di
dalamnya. Bukti yang nyata adalah ilmu pengetahuan dengan perkembangan tidak
mungkin diterapkan tanpa bahasa.
Termasuk
linguistik, bukan merupakan kegiatan yang statis,melainkan merupakan kegiatan
yang dinamis; berkembang terus, sesuaidengan filsafat ilmu itu sendiri yang
selalu ingin mencari kebenaran yanghakiki. Begitulah, linguistik struktural
lahir karena tidak puas denganpendekatan dan prosedur yang digunakan linguistik
tradisional dalammenganalisis bahasa. Dalam sejarah perkembangannya, linguistik
dipenuhi berbagai aliran danpaham yang dari luar tampaknya sangat ruwet, saling
berlawanan danmembingungkan terutama bagi para pemula (Chaer, 2003:332).
Sejarah linguistik
yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran-aliranlinguistik.
Masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang
bahasa, tapi pada prinsipnya aliran tersebut merupakanpenyempurnaan dari
aliran-aliran sebelumnya. Oleh karena itu, denganmengenal dan memahami
aliran-aliran tersebut akan menjadi pedoman bagisetiap orang untuk dapat
memilih atau mengacu kepada aliran linguistik apayang menurutnya baik. Dalam
pembahasan kali ini akan dipaparkan salah satusejarah perkembangan
aliran-aliran linguistik yaitu aliran transformasional.
Aliran Transformational Generative Grammer atau
transformasi generative ini
dicetuskan oleh Chomsky (1965) kemudian dikembangkan oleh Halle(1973) dan
Aronoff (1976). Selanjutnya teori ini dimodifikasi oleh Dardjowidjojo
(1988) dan disesuaikan dengan sistem bahasa Indonesia. Sejarah linguistik telah
melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik,dimana aliran tersebut memiliki
pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa, tapi pada
prinsipnya aliran tersebut merupakan penyempurnaan dari aliran-aliran
sebelumnya. Oleh karena itu, dengan mengenal dan memahami aliran-aliran
tersebut akan menjadi pedoman bagi setiap orang untuk dapat memilih atau
mengacu kepada aliran linguistik apa yang menurutnya baik.Sesuai
dengan latar belakang yang telah dijelaskan, maka munculpertanyaan yaitu apa ciri-ciri aliran transformasi?, siapa saja
tokoh dalam aliran transformasi?, apa
keunggulan dari aliran transformasi?, apa kelemahan dari aliran transformasi?,
bagaimana analisis aliran transformasi?
B. Rumusan masalah
1.
Apa Ciri-Ciri Aliran
Transformasi?
2.
Siapa saja tokoh dalam aliran Transformasi?
3.
Apa Keunggulan dari
Aliran Transformasi?
4.
Apa Kelemahan dari Aliran
Transformasi?
5.
Bagaimana Analisis aliran
Transformasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ciri-ciri Aliran Transformasi
Aliran yang
dipelopori oleh N. Chomsky ini merupakan reaksi dari faham
strukturalisme. Konsep strukturalisme yang paling ditentang oleh aliran ini ialah konsep bahwa bahasa
sebagai faktor kebiasaan (habit).
Adapun
ciri-ciri aliran transformasional dalam Soeparno (2003:41) ini secara
lengkapnya adalah sebagai berikut.
1.
Berlandaskan
faham mentalistik.
Aliran ini beranggapan
bahwa proses berbahasa bukan sekedar proses rangsang-tanggap, akan tetapi
merupakan sebagai proses kejiwaan. Proses berbahasa bukan sekedar proses fisik
yang berupa buni sebagai hasil sumber getar yang diterima oleh alat auditoris,
akan tetapi berupa proses kejiwaan di dalam diri peserta bicara. Oleh karena
itu, aliran linguistik ini sangat erat kaitannya dengan subdisiplin psikolinguistik.
2.
Bahasa merupakan innate
Bahasa merupakan faktor innate (keturunan/warisan)
3.
Bahasa terdiri dari lapis
dalam dan lapis permukaan.
Teori
transformasional ini memisahkan bahasa
menjadi dua lapis yaitu deep structure,
struktur dalam, struktur batin) dan lapis permukaan (surface structure, struktur luar, struktur permukaan). Lapis batin
merupakan tempat terjadinya proses berbahasa yang sebenarnya secara mentalistik
sedangkan lapis permukaan adalah wujud lahiriah yang ditransformasi dari lapis
batin.
4.
Bahasa terdiri dari unsur
competen atau performance
Linguistic competen atau
kemampuan linguistik merupakan pengetahuan seseorang tentang bahasanya,
termasuk kaidah-kaidah di dalamnya. Linguistic
performance atau performansi linguistik adalah keterampilan seseorang
menggunakan bahasa.
5.
Analisis bahasa bertolak
dari kalimat.
Kaum transformasional
berangggapan bahwa kalimat meupakan tataran gramatikal tertinggi. Dari kaliamat
analisisnya turun ke frasa dan kemudian dari frasa turun ke kata. Keistimewaan
teori transformasional ini ialah tidak diakuinya eksistensi klausa. Itulah
sebabnya mengapa analisisnya dari kalimat langsung turun ke frasa, melalui
klausa.
6.
Penerapan kaidah bahasa
bersifat kreatif.
Ciri ini merupakan reaksi
atas anggapan kaum struktural yang fanatik terhadap standar keumuman. Bagi kaum
tranformasional masalah umum tidak umum bukan suatu persoalan yang terpenting
adalah kaidah.
7.
Membedakan kalimat inti
dan kalimat transformasi.
Aliran ini membedakan dua
macam kalimat yaitu kalimat inti dan kalimat transformasi. Kalimat inti merupakan
kalimat yang belum dikenai transformasi sedangkan kalimat transformasi
merupakan kalimat yang sudah dikenai kaidah transformasi. Adapun ciri-ciri
kalimat inti ialah yaitu lengkap,
simpel, statemen, aktif, positif dan runtut.
8.
Analisis diwujudkan dalam
bentuk rumus dan diagram pohon.
Analisis dalam teori ini
dimulai dari struktur kalimat lalu turun ke frase menjadi frase benda (NP) dan
frase kerja (VP) kemudian dari frase turun ke kata.
9.
Gramatikal bersifat
generatif.
Bertolak dari teori yang
dinamakan tata bahasa generatif tansformasi (TGT). Dalam teori ini ada anggapan
bahwa aturan gramatika memberika mekanisme dalam otak yang membangkitkan
kalimat-kalimat. Dengan satu kaidah (atau dengan sedikit kaidah) kita dapat
menghasilkan kalimat yang tidak terhingga banyaknya.
B. Tokoh dalam aliran Transformasi
Aliran ini muncul menentang aliran strukturalis yang menyatakan bahwa
bahasa merupakan kebiasaan. Pelopor aliran ini adalah N. Chomsky dengan
karyanya “Syntactic Structure”(1957)
dan diikuti oleh tokoh-tokoh seperti Postal, Fodor, Hale, Palmatier, Lyons, Katz,
Allen, van Buren, R. D. King, R.A. Jacobs, J. Green, dll. Aliran ini pada
mulanya hanya berbicara transformasi pada level kalimat tetapi kemudian
diterapkan dalam tataran lain seperti morfologi dan fonologi.
C. Keunggulan Aliran Transformasi
1.
Proses berbahasa
merupakan proses kejiwaan bukan fisik.
2.
Secara tegas
memisah pengetahuan kebahasaan dengan keterampilan berbahasa (linguistic
competent dan linguistic performance)
3.
Dapat membentuk
konstruksi-konstruksi lain secara kreatif berdasarkan kaidah yang ada.
4.
Dengan
pembedaan kalimat inti dan transformasi telah dapat dipilah antara substansi
dan perwujudan. dapat menghasilkan kalimat yang tak terhingga banyaknya karena
gramatiknya bersifat generatif.
D. Kelemahan Aliran Transformasi
1.
Tidak mengakui
eksistensi klausa sehingga tidak dapat memilah konsep klausa dan kalimat
2.
Bahasa
merupakan innate walaupun manusia memiliki innate untuk berbahasa tetapi tanpa
dibiasakan atau dilatih mustahil akan bisa.
3.
Setiap
kebahasaan selalu dikembalikan kepada deep structure.
E. Penerapan Analisis aliran
Transformasi
Penganalisisan kalimat menggunakan transformasi
generatif dilakukan melalui dua tahap. Kedua tahap tersebut yakni menggunakan
kaidah komponen dasar (struktur frasa dan diagram pohon) dan kaidah
transformasional atau pengembangan kalimat. Kaidah komponen dasar menurunkan
kalimat-kalimat inti menjadi frasa dan kelas kata. Kaidah transformasional
bekerja dalam kalimat inti yang diturunkan dari komponen dasar. Dalam versi
standar transformasi generatif, kaidah transformasional mempertahankan arti.
Artinya, kaidah pengubahan kalimat inti ke struktur permukaan tanpa mengubah
arti. Terdapat lima jenis proses transformasional yaitu pelepasan,
penggabungan, pemasifan, pengingkaran, pembalikan, pengubahan tanya/perintah.
Berikut
penganalisisan 6 kalimat yang telah ditentukan.
1. Kalimat
“Ibu membeli susu.”
·
Deep structureà yang membeli susu adalah ibu.
·
Pengubahan
Surface structure.
a.
Apakah
ibu membeli susu?
b.
Susu
dibeli ibu.
2. Kalimat
“Buku itu berwarna putih”
·
Deep structureà putih warna dari buku itu
·
Pengubahan
Surface structure.
a.
Apakah
buku itu berwarna putih?
b.
Berwarna
putih buku itu.
3. Kalimat
“Sebuah Candi ditemukan
di Nganjuk”
·
Deep structureà candi ditemukan di Kota Nganjuk
·
Pengubahan
Surface structure:
a.
Apakah
sebuah candi dtemukan di Nganjuk?
b.
Di
Nganjuk ditemukan sebuah candi
4. Kalimat
“Bapak sare, kulo siram” Ã
Bapak tidur, saya mandi.
- Deep structureà Saya mandi saat bapak tidur
- · Pengubahan Surface structure.
a.
Apakah bapak tidur pada saat saya mandi?
5. Kalimat
“Kuda itu menendang
petani”
·
Deep structureà yang menendang petani adalah kuda itu.
·
Pengubahan
Surface structure.
a.
Apakah
kuda itu menendang petani?
b.
Petani
ditentang kuda itu.
6. Kalimat
“Surabaya itu kota
bersih.”
·
Deep structureà kota yang bersih adalah Surabaya.
·
Pengubahan
Surface structure.
a.
Apakah
Surabaya itu kota bersih?
b.
Kota
bersih Surabaya itu.
BAB III
PENUTUP
Dari uraian di
atas dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Adapun
ciri-ciri aliran transformasional dalam Soeparno (2003:41) ini secara
lengkapnya sebagai berikut.
a. Berlandaskan faham mentalistik
b. Bahasa merupakan innate
c. Bahasa terdiri dari lapis dalam dan lapis permukaan
d. Bahasa terdiri dari unsur competen atau performance
e. Analisis bahasa bertolak dari kalimat
f. Penerapan kaidah bahasa bersifat kreatif
g. Membedakan kalimat inti dan kalimat transformasi
h. Analisis diwujudkan dalam bentuk rumus dan diagram
pohon.
2. Pelopor aliran transformasi adalah N. Chomsky dengan karyanya “Syntactic Structure”(1957) dan diikuti
oleh tokoh-tokoh seperti Postal, Fodor, Hale, Palmatier, Lyons, Katz,
Allen, van Buren, R. D. King, R.A. Jacobs, J. Green, dll.
3. Keunggulan
aliran transformasional:
a. Proses berbahasa merupakan proses kejiwaan bukan fisik
b. Secara tegas memisah pengetahuan kebahasaan dengan keterampilan berbahasa (linguistic
competent dan linguistic performance)
c. Dengan pembedaan kalimat inti dan transformasi telah dapat dipilah antara
substansi dan perwujudan. dapat menghasilkan kalimat yang tak terhingga
banyaknya karena gramatiknya bersifat generatif
4.
Kelemahan
aliran transformasional:
a.
Tidak mengakui
eksistensi klausa sehingga tidak dapat memilah konsep klausa dan kalimat
b.
Bahasa
merupakan innate walaupun manusia memiliki innate untuk berbahasa tetapi tanpa
dibiasakan atau dilatih mustahil akan bisa
c.
Setiap
kebahasaan selalu dikembalikan kepada deep
structure.
5.
Dalam
penganalisisan kalimat pada aliran transformasional dapat dianalisis pada ranah
analisis struktur,
- Deep structure dan Pengubahan Surface structure.
Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Soeparno.
2003. Dasar-Dasar Limguistik.
Yogyakarta : Mitra Gama Widya
Samsuri.
1988. Berbagai Aliran Linguistik Abad XX.
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Chomsky,
Noam. 1972. Aspects Of The Theory Of
Syntax. America : United States of America