ALIRAN TRANSFORMASI GENERATIF
Draf 2
Oleh:
Rusli Ilham Fadli
(137835014) (Pengunggah)
Achmad Endra G. (137835066)
Emalia Nova S.
(137835073)
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
PROGRAM PASCASARJANA
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sejarah linguistik yang sangat panjang telah melahirkan
berbagai aliran-aliran linguistik. Masing-masing aliran tersebut memiliki
pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa, tapi pada prinsipnya aliran
tersebut merupakan penyempurnaan dari aliran-aliran sebelumnya. Oleh karena
itu, dengan mengenal dan memahami aliran-aliran tersebut akan menjadi pedoman
bagi setiap orang untuk dapat memilih atau mengacu kepada aliran linguistik apa
yang menurutnya baik. Dalam makalah ini akan dipaparkan salah satu sejarah
perkembangan aliran-aliran linguistik yaitu aliran transformasional.
Aliran
transformasional ini dipelopori oleh Noam Chomsky yang merupakan reaksi dari
faham strukturalisme. Konsep strukturalisme yang paling ditentang adalah konsep
bahwa bahasa sebagai faktor kebiasaan (habit). Nama
yang dikembangkan untuk model tata bahasa yang dikembangkan oleh Chomsky ini
adalah Tranformational Generative Grammar tetapi dalam bahasa Indonesia lazim
disebut tata bahasa transformasi atau tata bahasa generative.
Dapat dikatakan
bahwa tata bahasa tranformasional lahir bersamaan dengan terbitnya buku
Syntatic Structure pada tahun 1957. Teori yang dikemukakan dalam buku ini
sering disebut dengan nama “tata bahasa transformasi klasik”. Adanya sambutan
yang berupa kritik dan saran atas kekurangan yang ada dalam teori itu
menyebabkan munculnya lagi buku Chomsky pada tahun 1965 dengan judul Aspect of
The Theory of Syntax. Dalam buku ini, Chomsky telah menyempurnakan teorinya
mengenai sintaksis dengan mengadakan beberapa perubahan yang prinsipil. Teori
dalam buku versi 1965 ini dikenal dengan nama “Standard Theory”. Kemudian dalam
tahun 1972 diperkembangkan lagi dan diberi nama “Extended Standard Theory”,
yang kemudian pada tahun 1975 direvisi lagi, dan diberi nama “Revised Extended
Standard Theory”. Terakhir teori tentang tata bahasa transformasi ini direvisi
lagi menjadi apa yang disebut “government and binding theory”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam
penulisan ini sebagai berikut.
1.
Apa ciri-ciri aliran
transformasional?
2.
Tokoh-tokoh aliran
transformasional?
3.
Bagaimana kelebihan dan
kekurangan transformasional?
4.
Bagaimana analisis
kalimat aliran transformasional?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Ciri-ciri
aliran transformasional
1.
Berdasarkan Paham Mentalistik
Aliran berpendapat bahwa proses
berbahasa bukan sekadar proses rangsang-tanggap semata-mata, akan tetapi justru
menonjol sebagai proses kejiwaan. Proses berbahasa bukan sekadar proses fisik
yang berupa bunyi sebagai hasil sumber getar yang diterima oleh alat auditoris,
akan tetapi berupa proses kejiwaan di dalam diri peserta bicara. Oleh karena
itu, aliran ini sangat erat kaitannya dengen subdisipliner psikolinguistik
2. Bahasa
Merupakan Innate
Kaum transformasi beranggapan penuh
bahwa bahasa merupakan faktor innate (warisan keturunan). Dalam hal ini,
untuk membuktikan teorinya Chomsky dengan bantuan rekannya membuktikan bahwa
struktur otak manusia dengan otak simpanse persis sama, kecuali satu simpul
syaraf bicara yang ada pada struktur otak manusia tidak terdapat pada struktur
otak simpanse. Itulah sebabnya simpanse tidak dapat berbicara seperti manusia,
meskipun ia telah dilatih berkali-kali, karena hal itu tidak disebabkan oleh
kebiasaan, akan tetapi harus ada faktor keturunan.
3. Bahasa
Terdiri atas Lapis Dalam dan Lapis Permukaan
Teori transformasional memisahkan
bahasa atas dua lapisan, yakni deep structure (struktur dalam/
lapis batin) yaitu tempat terjadinya proses berbahasa yang sesungguhnya/ secara
mentalistik; dan surface structure (struktur luar, struktur
lahiriah) yaituwujud lahiriyah yang ditransformasikan dari lapis batin. Contoh:
Welcome, Ahlan wa Sahlan, Selamat datang merupakan tiga unsur struktur
permukaan yang ditransformasikan dari satu struktur dalam yang sama.
4. Bahasa
Terdiri atas Unsur Competent dan Performance
Sebagaimana yang telah kita
sebutkan di atas, aliran transformasional memisahkan bahasa atas unsur
competent yaitu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang penutur tentang
bahasanya termasuk kaidah-kaidah yang berlaku bagi bahasanya; dan performance
yaitu ketrampilan seseorang dalam menggunakan bahasa tersebut.
5.
Analisis Bahasa Bertolak dari Kalimat
Aliran ini beranggapan bahwa
kalimat merupakan tataran gramatik yang tertingi. Dari kalimat analisisnya
turun ke frasa dan kemudian dari frasa turun kata. Aliran ini tidak mengakui
adanya klausa.
6. Bahasa
Bersifat Kreatif
Ciri ini merupakan reaksi atas anggapan
kaum struktural yang fanatik terhadap standar keumuman. Bagi kaum
transformasional yang terpenting adalah kaidah. Walaupun suatu bentuk kata
belum umum asalkan pembentukannya sesuai dengan kaidah yang berlaku, maka tidak
ada halangan untuk mengakuinya sebagai bentuk gramatikal. Contoh:
a. Sampah telah menggunung
di tepi jalan.
kata menggunung terbentuk dari kata
gunung dan prefiks me-ng bermaksud menyerupai gunung
b. Peluhnya menganak sungai, dll
7.
Membedakan Kalimat Inti dan Kalimat Transformasi
Aliran ini membedakan antara
kalimat inti dan kalimat transformasional. Kalimat inti adalah kalimat yang
belum dikenai oleh kaidah transformasi, mempunyai ciri-ciri (a) lengkap, (b)
simpel (c) aktif (merupakan ciri pokok), (d) statement (e) positif (f) runtut
(merupakan ciri tambahan).
B. Tokoh-tokoh
aliran transformasional
Aliran
ini ditokohi oleh Noam Chomsky, yang kemudian terkenal dengan sebutan tata
bahasa transformasi (Transformational Generative Grammar). Teori ini
rupanya mengalami perkembangan berkat hasil penelitian Noal Chomsky dan
pengikut-pengikutnya seperti: Postal,
Fodor, Hale, Palmatier, Lyons, Katz, Allen, Van Buren, R. D. King, R.A. Jacobs,
J. Green. Oleh karena itu, lahirlah sebutan versi 1951, versi Aspects, teori
standar (standard theory), teori standar yang diperluas (exended
standard theory), bahkan beberapa tahun terakhir ini Lakoff, Mc Cawley
memperkenalkan apa yang mereka sebut generative semantics. Chomsky
mengemukakan pendekatan baruyang dikemukakannya dalam buku yang berjudul Syntactic
Structure pada tahun 1957, yang kemudian dikembangkan karena adanya kritik
dan saran dari berbagai pihak, di dalam buku Chomsky yang kedua yang berjudul Aspect
of the Theory of Syntax pada tahun 1965. Nama yang dikembangkan untuk model
tata bahasa yang dikembangkan oleh Chomsky ini adalah Transformational
Generative Grammar; tetapi dalam bahasa Indonesia lazim disebut tata
bahasa transformasi atau tata bahasa generatif (Pateda, 2011:118-119).
C. Kelebihan
dan Kekurangan Aliran
Transformasional
1.
Kelebihan aliran
transformasional
a.
Proses
berbahasa merupakan proses kejiwaan bukan fisik.
b.
Secara
tegas memisah pengetahuan kebahasaan dengan keterampilan berbahasa (linguistic
competent dan linguistic performance)
c.
Dapat
membentuk konstruksi-konstruksi lain secara kreatif berdasarkan kaidah yang
ada.
d.
Dengan
pembedaan kalimat inti dan transformasi telah dapat dipilah antara substansi
dan perwujudan.
e.
Dapat
menghasilkan kalimat yang tak terhingga banyaknya karena gramatiknya bersifat
generatif.
2.
Kekurangan
aliran transformasional
a.
Tidak
mengakui eksistensi klausa sehingga tidak dapat memilah konsep klausa dan
kalimat.
b.
Bahasa
merupakan innate walaupun manusia memiliki innate untuk berbahasa tetapi tanpa
dibiasakan atau dilatih mustahil akan bisa.
c.
Setiap
kebahasaan selalu dikembalikan kepada deep structure.
D. Analisis
Kalimat Transformasional
Berikut penganalisisan 6 kalimat yang telah ditentukan.
1.
Kalimat “Ibu membeli susu.”
·
Struktur frasa
i K ---
FN + FV
ii FV
--- V + N
iiiN ---
ibu, susu
iv V
--- membeli
·
K
FN+FV (i)
FN+V+FN (ii)
N+V+N (iii)
ibu + membeli + susu (iv)
·
Diagram pohon
·
Pengembangan
a. Susu
dibeli ibu.
b. Ibu
sedang membeli susu.
c. Ibu
membeli susu di toko.
d. Ibu yang
membeli susu itu memasuki toko
- Kalimat “Buku itu berwarna putih”
·
Struktur frasa
i.
K ---
FN + FV
ii.
FN--- N+Pron
iii. FV ----
V + adj
iv. N---
Buku
v.
V ---
berwarna
vi. Adj---
Putih
vii.
Pron--- itu
·
K (i)
FN + FV (ii)
FN + FV + adj (iii)
N + Det + V + adj (iv)
N + itu + V + putih (v)
buku + itu + V + putih (vi)
buku + itu + bewarna + putih (vii)
·
Diagram pohon
·
Pengembangan
a.
Buku yang dibeli adik berwarna putih.
b.
Buku yang
bewarna putih itu jatuh di lantai.
3. Kalimat “Sebuah Candi
ditemukan di Nganjuk”
·
Struktur
frasa
i.
K--- K + Prep
ii.
K--- FN + V
iii.
FN--- N + N
iv.
F prep--- prep+N
v.
N--- Sebuah, Candi, Nganjuk
vi.
V--- ditemukan
vii.
Prep --- di
·
K
FN+FV (i)
FN+V+FN (ii)
Det + N
+ V + Prep + N (iii)
Sebuah +
candhi + V + di + Nganjuk (iv)
Sebuah +
candhi + ditemukan + di + Nganjuk (v)
·
Diagram
Pohon
·
Pengembangan kalimat
a. Sebuah candi telah
ditemukan di Nganjuk.
b. Ditemukan sebuah candi
di Nganjuk.
c. Sebuah candhi yang besar itu ditemukan di
Nganjuk.
4. Kalimat “Bapak tidur saat saya mandi”
- Struktur frasa
i.
K--- K + F Adv
ii.
K--- N+V
iii.
F Adv--- konj + K
iv.
N--- Bapak, saya
v.
V--- tidur, mandi
vi.
Konj--- saat
·
K
FN+FV (i)
FN+V+konj+FN+V (ii)
N+V+konj+N+V (iii)
N+V+
saat+N+V (iv)
bapak +
V + saat + saya + V (v)
bapak +
tidur + saat + saya + mandi (vi)
- Diagram pohon
- Pengembangan kalimat
- Saat saya mandi, bapak tidur.
- Bapak telah tidur saat saya mandi
5. Kalimat “Kuda itu menendang
petani”
·
Struktur
frasa
i.
K ---FN + FV
ii.
FN--- N+Pron
iii.
FV --- V + N
iv.
V ---
menendang
v.
N--- kuda, petani
vi.
Pron--- itu
·
K
FN + FV (i)
FN + V +
FN (ii)
N + det
+ V + N (iii)
N + itu
+ V + N (iv)
kuda +
itu + V + petani (v)
kuda + itu + menendang + petani (vi)
- Diagram pohon
- Pengembangan kalimat
- Petani ditendang kuda itu
- Kuda yang makan itu menendang petani.
6. Kalimat “Surabaya itu kota
bersih.”
·
Struktur
frasa
i.
K--- FN+FN
ii.
FN---N+Pron
iii. FN---
N+Adj
iv. N--- surabaya, kota
v.
Adj--- bersih
vi. Pron---
itu
·
K
FN + FN
FN +
FN+adj
N + det
+ N + adj
N + itu
+ N+ bersih
Surabaya+
itu + kota + bersih
- Diagram pohon
BAB
III
PENUTUP
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.
Adapun
ciri-ciri aliran transformasional dalam Soeparno (2003:41) ini secara
lengkapnya sebagai berikut.
a. Berlandaskan faham
mentalistik
b. Bahasa merupakan innate
c. Bahasa terdiri dari lapis
dalam dan lapis permukaan
d. Bahasa terdiri dari unsur
competen atau performance
e. Analisis bahasa bertolak
dari kalimat
f. Penerapan kaidah bahasa
bersifat kreatif
g. Membedakan kalimat inti
dan kalimat transformasi
h. Analisis diwujudkan dalam
bentuk rumus dan diagram pohon.
2.
Pelopor aliran transformasi adalah N. Chomsky dengan
karyanya “Syntactic Structure”(1957)
dan diikuti oleh tokoh-tokoh seperti Postal, Fodor, Hale, Palmatier, Lyons, Katz, Allen, van Buren,
R. D. King, R.A. Jacobs, J. Green, dll.
3.
Keunggulan
aliran transformasional:
a. Proses berbahasa merupakan proses
kejiwaan bukan fisik
b. Secara tegas memisah pengetahuan
kebahasaan dengan keterampilan berbahasa (linguistic competent dan
linguistic performance)
c. Dengan pembedaan kalimat inti dan
transformasi telah dapat dipilah antara substansi dan perwujudan. dapat
menghasilkan kalimat yang tak terhingga banyaknya karena gramatiknya bersifat
generatif
4. Kelemahan aliran transformasional:
a.
Tidak mengakui eksistensi klausa sehingga tidak dapat
memilah konsep klausa dan kalimat
b.
Bahasa merupakan innate walaupun manusia memiliki
innate untuk berbahasa tetapi tanpa dibiasakan atau dilatih mustahil akan bisa
c.
Setiap kebahasaan selalu dikembalikan kepada deep structure.
5. Dalam penganalisisan kalimat pada aliran
transformasional dapat dianalisis pada ranah analisis struktur, diagram pohon,
dan pengembangan kalimat (penambahan unsur, pengurangan unsur, pemasifan, atau
penataan kembali.
Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Chomsky, Noam. 1972. Aspects Of The Theory Of Syntax. America: United States of America.
Samsuri. 1988. Berbagai Aliran Linguistik Abad XX.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Soeparno. 2003. Dasar-Dasar Limguistik. Yogyakarta:
Mitra Gama Widya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar