Sabtu, 11 Januari 2014

Aliran Transformasi Generatif


ALIRAN TRANSFORMASI GENERATIF
Draf 2


Oleh:
Rusli Ilham Fadli  (137835014) (Pengunggah)
Achmad Endra G. (137835066)
Emalia Nova S.    (137835073)

 
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
PROGRAM PASCASARJANA
2014



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sejarah linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik. Masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa, tapi pada prinsipnya aliran tersebut merupakan penyempurnaan dari aliran-aliran sebelumnya. Oleh karena itu, dengan mengenal dan memahami aliran-aliran tersebut akan menjadi pedoman bagi setiap orang untuk dapat memilih atau mengacu kepada aliran linguistik apa yang menurutnya baik. Dalam makalah ini akan dipaparkan salah satu sejarah perkembangan aliran-aliran linguistik yaitu aliran transformasional.
Aliran transformasional ini dipelopori oleh Noam Chomsky yang merupakan reaksi dari faham strukturalisme. Konsep strukturalisme yang paling ditentang adalah konsep bahwa bahasa sebagai faktor kebiasaan (habit). Nama yang dikembangkan untuk model tata bahasa yang dikembangkan oleh Chomsky ini adalah Tranformational Generative Grammar tetapi dalam bahasa Indonesia lazim disebut tata bahasa transformasi atau tata bahasa generative.
Dapat dikatakan bahwa tata bahasa tranformasional lahir bersamaan dengan terbitnya buku Syntatic Structure pada tahun 1957. Teori yang dikemukakan dalam buku ini sering disebut dengan nama “tata bahasa transformasi klasik”. Adanya sambutan yang berupa kritik dan saran atas kekurangan yang ada dalam teori itu menyebabkan munculnya lagi buku Chomsky pada tahun 1965 dengan judul Aspect of The Theory of Syntax. Dalam buku ini, Chomsky telah menyempurnakan teorinya mengenai sintaksis dengan mengadakan beberapa perubahan yang prinsipil. Teori dalam buku versi 1965 ini dikenal dengan nama “Standard Theory”. Kemudian dalam tahun 1972 diperkembangkan lagi dan diberi nama “Extended Standard Theory”, yang kemudian pada tahun 1975 direvisi lagi, dan diberi nama “Revised Extended Standard Theory”. Terakhir teori tentang tata bahasa transformasi ini direvisi lagi menjadi apa yang disebut “government and binding theory”.



B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan ini sebagai berikut.
1.      Apa ciri-ciri aliran transformasional?
2.      Tokoh-tokoh aliran transformasional?
3.      Bagaimana kelebihan dan kekurangan transformasional?
4.      Bagaimana analisis kalimat aliran transformasional?


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Ciri-ciri aliran transformasional
1. Berdasarkan Paham Mentalistik
Aliran berpendapat bahwa proses berbahasa bukan sekadar proses rangsang-tanggap semata-mata, akan tetapi justru menonjol sebagai proses kejiwaan. Proses berbahasa bukan sekadar proses fisik yang berupa bunyi sebagai hasil sumber getar yang diterima oleh alat auditoris, akan tetapi berupa proses kejiwaan di dalam diri peserta bicara. Oleh karena itu, aliran ini sangat erat kaitannya dengen subdisipliner psikolinguistik

2. Bahasa Merupakan Innate
Kaum transformasi beranggapan penuh bahwa bahasa merupakan faktor innate (warisan keturunan). Dalam hal ini, untuk membuktikan teorinya Chomsky dengan bantuan rekannya membuktikan bahwa struktur otak manusia dengan otak simpanse persis sama, kecuali satu simpul syaraf bicara yang ada pada struktur otak manusia tidak terdapat pada struktur otak simpanse. Itulah sebabnya simpanse tidak dapat berbicara seperti manusia, meskipun ia telah dilatih berkali-kali, karena hal itu tidak disebabkan oleh kebiasaan, akan tetapi harus ada faktor keturunan.

3. Bahasa Terdiri atas Lapis Dalam dan Lapis Permukaan
Teori transformasional memisahkan bahasa atas dua lapisan, yakni deep structure (struktur dalam/ lapis batin) yaitu tempat terjadinya proses berbahasa yang sesungguhnya/ secara mentalistik; dan surface structure (struktur luar, struktur lahiriah) yaituwujud lahiriyah yang ditransformasikan dari lapis batin. Contoh: Welcome, Ahlan wa Sahlan, Selamat datang merupakan tiga unsur struktur permukaan yang ditransformasikan dari satu struktur dalam yang sama.

4. Bahasa Terdiri atas Unsur Competent dan Performance
Sebagaimana yang telah kita sebutkan di atas, aliran transformasional memisahkan bahasa atas unsur competent yaitu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang penutur tentang bahasanya termasuk kaidah-kaidah yang berlaku bagi bahasanya; dan performance yaitu ketrampilan seseorang dalam menggunakan bahasa tersebut.

5. Analisis Bahasa Bertolak dari Kalimat
Aliran ini beranggapan bahwa kalimat merupakan tataran gramatik yang tertingi. Dari kalimat analisisnya turun ke frasa dan kemudian dari frasa turun kata. Aliran ini tidak mengakui adanya klausa.

6. Bahasa Bersifat Kreatif
Ciri ini merupakan reaksi atas anggapan kaum struktural yang fanatik terhadap standar keumuman. Bagi kaum transformasional yang terpenting adalah kaidah. Walaupun suatu bentuk kata belum umum asalkan pembentukannya sesuai dengan kaidah yang berlaku, maka tidak ada halangan untuk mengakuinya sebagai bentuk gramatikal. Contoh:
a. Sampah telah menggunung di tepi jalan.
kata menggunung terbentuk dari kata gunung dan prefiks me-ng bermaksud menyerupai gunung
b. Peluhnya menganak sungai, dll

7. Membedakan Kalimat Inti dan Kalimat Transformasi
Aliran ini membedakan antara kalimat inti dan kalimat transformasional. Kalimat inti adalah kalimat yang belum dikenai oleh kaidah transformasi, mempunyai ciri-ciri (a) lengkap, (b) simpel (c) aktif (merupakan ciri pokok), (d) statement (e) positif (f) runtut (merupakan ciri tambahan).

B.  Tokoh-tokoh aliran transformasional
Aliran ini ditokohi oleh Noam Chomsky, yang kemudian terkenal dengan sebutan tata bahasa transformasi (Transformational Generative Grammar). Teori ini rupanya mengalami perkembangan berkat hasil penelitian Noal Chomsky dan pengikut-pengikutnya seperti: Postal, Fodor, Hale, Palmatier, Lyons, Katz, Allen, Van Buren, R. D. King, R.A. Jacobs, J. Green. Oleh karena itu, lahirlah sebutan versi 1951, versi Aspects, teori standar (standard theory), teori standar yang diperluas (exended standard theory), bahkan beberapa tahun terakhir ini Lakoff, Mc Cawley memperkenalkan apa yang mereka sebut generative semantics. Chomsky mengemukakan pendekatan baruyang dikemukakannya dalam buku yang berjudul Syntactic Structure pada tahun 1957, yang kemudian dikembangkan karena adanya kritik dan saran dari berbagai pihak, di dalam buku Chomsky yang kedua yang berjudul Aspect of the Theory of Syntax pada tahun 1965. Nama yang dikembangkan untuk model tata bahasa yang dikembangkan oleh Chomsky ini adalah Transformational Generative Grammar; tetapi dalam bahasa Indonesia lazim disebut tata bahasa transformasi atau tata bahasa generatif (Pateda, 2011:118-119).

C.  Kelebihan dan Kekurangan Aliran Transformasional
1.    Kelebihan aliran transformasional
a.       Proses berbahasa merupakan proses kejiwaan bukan fisik.
b.      Secara tegas memisah pengetahuan kebahasaan dengan keterampilan berbahasa (linguistic competent dan linguistic performance)
c.       Dapat membentuk konstruksi-konstruksi lain secara kreatif berdasarkan kaidah yang ada.
d.      Dengan pembedaan kalimat inti dan transformasi telah dapat dipilah antara substansi dan perwujudan.
e.       Dapat menghasilkan kalimat yang tak terhingga banyaknya karena gramatiknya bersifat generatif.
2.    Kekurangan aliran transformasional
a.       Tidak mengakui eksistensi klausa sehingga tidak dapat memilah konsep klausa dan kalimat.
b.      Bahasa merupakan innate walaupun manusia memiliki innate untuk berbahasa tetapi tanpa dibiasakan atau dilatih mustahil akan bisa.
c.       Setiap kebahasaan selalu dikembalikan kepada deep structure.

D.  Analisis Kalimat Transformasional

Berikut penganalisisan 6 kalimat yang telah ditentukan.
1.    Kalimat “Ibu membeli susu.”
·      Struktur frasa
i K --- FN + FV
ii FV ---  V + N
iiiN --- ibu, susu
iv V --- membeli

·         K                                               
FN+FV                                      (i)
FN+V+FN                                 (ii)
N+V+N                                     (iii)
ibu + membeli + susu                 (iv)

·      Diagram pohon



 








·      Pengembangan
a.       Susu dibeli ibu.
b.      Ibu sedang membeli susu.
c.       Ibu membeli susu di toko.
d.      Ibu yang membeli susu itu memasuki toko
  1. Kalimat “Buku itu berwarna putih”
·      Struktur frasa
i.      K --- FN + FV
ii.     FN--- N+Pron
iii.  FV ---- V + adj
iv.  N--- Buku
v.    V --- berwarna
vi.  Adj--- Putih
vii.    Pron--- itu


·         K                                                            (i)
FN + FV                                                 (ii)
FN + FV + adj                                       (iii)
N + Det + V + adj                                 (iv)
N + itu + V + putih                               (v)
buku + itu + V + putih                          (vi)
buku + itu + bewarna + putih                (vii)


·      Diagram pohon


 







·      Pengembangan
a.       Buku yang dibeli adik berwarna putih.
b.      Buku yang bewarna putih itu jatuh di lantai.

3.    Kalimat “Sebuah Candi ditemukan di Nganjuk”
·      Struktur frasa
i.          K--- K + Prep
ii.        K--- FN + V
iii.      FN--- N + N
iv.      F prep--- prep+N
v.        N--- Sebuah, Candi, Nganjuk
vi.      V--- ditemukan
vii.    Prep --- di
·         K
FN+FV                                                                          (i)
FN+V+FN                                                                     (ii)       
Det + N + V + Prep + N                                               (iii)
Sebuah + candhi + V + di + Nganjuk                           (iv)
Sebuah + candhi + ditemukan + di + Nganjuk             (v)

·      Diagram Pohon











·      Pengembangan kalimat
a.       Sebuah candi telah ditemukan di Nganjuk.
b.      Ditemukan sebuah candi di Nganjuk.
c.       Sebuah candhi yang besar itu ditemukan di Nganjuk.

4.    Kalimat “Bapak tidur  saat saya mandi”
  • Struktur frasa
i.         K--- K + F Adv
ii.       K--- N+V
iii.     F Adv--- konj + K
iv.     N--- Bapak, saya
v.       V--- tidur, mandi
vi.     Konj--- saat


·         K                                                                       
FN+FV                                                                          (i)
FN+V+konj+FN+V                                                      (ii)
N+V+konj+N+V                                                           (iii)
N+V+ saat+N+V                                                          (iv)      
bapak + V + saat + saya + V                                         (v)
bapak + tidur  + saat + saya + mandi                            (vi)

  • Diagram pohon










  • Pengembangan kalimat
  1. Saat saya mandi, bapak tidur.
  2. Bapak telah tidur saat saya mandi

5.    Kalimat “Kuda itu menendang petani”
·         Struktur frasa
i.           K ---FN + FV
ii.         FN--- N+Pron
iii.       FV --- V + N
iv.       V --- menendang
v.         N--- kuda, petani
vi.       Pron--- itu

·         K
FN + FV                                                             (i)
FN + V + FN                                                     (ii)
N + det + V + N                                                (iii)
N + itu + V + N                                                 (iv)
kuda + itu + V + petani                                     (v)       
kuda + itu + menendang + petani                     (vi)

  • Diagram pohon








  • Pengembangan kalimat
  1. Petani ditendang kuda itu
  2. Kuda yang makan itu menendang petani.

6.    Kalimat “Surabaya itu kota bersih.”
·         Struktur frasa
i.     K--- FN+FN
ii.   FN---N+Pron
iii. FN--- N+Adj
iv.  N--- surabaya, kota
v.   Adj--- bersih
vi. Pron--- itu

·         K
FN + FN
FN + FN+adj
N + det + N + adj
N + itu + N+ bersih
Surabaya+ itu + kota + bersih




  • Diagram pohon


 








BAB III
PENUTUP
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.        Adapun ciri-ciri aliran transformasional dalam Soeparno (2003:41) ini secara lengkapnya sebagai berikut.
a.       Berlandaskan faham mentalistik
b.      Bahasa merupakan innate
c.       Bahasa terdiri dari lapis dalam dan lapis permukaan
d.      Bahasa terdiri dari unsur competen atau performance
e.       Analisis bahasa bertolak dari kalimat
f.       Penerapan kaidah bahasa bersifat kreatif
g.      Membedakan kalimat inti dan kalimat transformasi
h.      Analisis diwujudkan dalam bentuk rumus dan diagram pohon.
2.        Pelopor aliran transformasi adalah N. Chomsky dengan karyanya “Syntactic Structure”(1957) dan diikuti oleh tokoh-tokoh seperti Postal, Fodor, Hale, Palmatier, Lyons, Katz, Allen, van Buren, R. D. King, R.A. Jacobs, J. Green, dll.
3.        Keunggulan aliran transformasional:
a.       Proses berbahasa merupakan proses kejiwaan bukan fisik
b.      Secara tegas memisah pengetahuan kebahasaan dengan keterampilan berbahasa (linguistic competent dan linguistic performance)
c.       Dengan pembedaan kalimat inti dan transformasi telah dapat dipilah antara substansi dan perwujudan. dapat menghasilkan kalimat yang tak terhingga banyaknya karena gramatiknya bersifat generatif
4.      Kelemahan aliran transformasional:
a.       Tidak mengakui eksistensi klausa sehingga tidak dapat memilah konsep klausa dan kalimat
b.      Bahasa merupakan innate walaupun manusia memiliki innate untuk berbahasa tetapi tanpa dibiasakan atau dilatih mustahil akan bisa
c.       Setiap kebahasaan selalu dikembalikan kepada deep structure.

5.      Dalam penganalisisan kalimat pada aliran transformasional dapat dianalisis pada ranah analisis struktur, diagram pohon, dan pengembangan kalimat (penambahan unsur, pengurangan unsur, pemasifan, atau penataan kembali.




Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Chomsky, Noam. 1972. Aspects Of The Theory Of Syntax. America: United States of America.
Samsuri. 1988. Berbagai Aliran Linguistik Abad XX. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Soeparno. 2003. Dasar-Dasar Limguistik. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar