Sabtu, 28 Desember 2013

Aliran Tradisional (revisi ke-1)




Nama Kelompok : Manuk Emprit 
Anggota : Muhammad Taukit (137835005)
Puspita Indriani (137835087)
Sutianto Lizal (137835075)

 _______________________________________________________________________
 TUGAS  LINGUISTIK 
ALIRAN TRADISIONAL 
(Suntingan ke-1)

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Studi linguistik mengalami tiga tahap perkembangan, yaitu tahap spekulasi, tahap observasi, dan tahap perumusan teori. Pada tahap spekulasi, pernyataan-pernyataan tentang bahasa tidak didasarkan pada data empiris, melainkan pada dongeng atau cerita rekaan belaka. Pada tahap klasifikasi dan observasi, para ahli bahasa mengadakan pengamatan dan penggolongan terhadap bahasa-bahasa yang diselidiki tetapi belum sampai pada merumuskan teori. Pada tahap ketiga yakni tahap penyelidikan ilmiah dimana bahasa yang diteliti itu bukan hanya diamati dan diklasifikasi, tetapi juga telah dibuatkan teori-teorinya.
Dalam sejarah perkembangannya, linguistik dipenuhi dengan berbagai aliran, paham, pendekatan, dan teknik penyelidikan yang dari luar tampaknya sangat ruwet, saling berlawanan, dan membingungkan, terutama bagi para pemula. Namun sebenarnya semua itu akan menambah wawasan kita tentang bidang dan kajian linguistik. Lebih lanjut akan dibicarakan tentang aliran linguistik yang lebih khusus pada aliran tradisional.
Aliran tradisional boleh dikatakan sebagai aliran linguistik yang tertua namun karena ketaatannya pada kaidah menyebabkan aliran ini tetap eksis di zaman apapun. Istilah tradisional sering dipertentangkan dengan istilah struktural sehingga dalam pendidikan formal ada istilah tata bahasa tradisional dan tata bahasa struktural. Tata bahasa tradisional menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan semantik, sedangkan tata bahasa struktural berdasarkan struktur atau ciri-ciri formal yang ada dalam suatu bahasa tertentu. Selain itu, teori tradisional berdasarkan pola pemikiran secara filosofis. Dari latar belakang sejarahnya saja, kita bisa mengetahui bahwa munculnya teori ini bermula dari Plato dan Aristoteles yang kita kenal sebagai filosof besar bangsa Yunani.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah dapat disusun seperti di bawah ini.
1.    Bagaimana munculnya aliran linguistik tradisional?
2.    Bagaimana ciri-ciri aliran linguistik tradisional?
3.    Siapa sajakah  para tokoh aliran aliran linguistik tradisional?
4.    Apakah kelebihan dan kelemahan aliran linguistik tradisional?
5.    Zaman-zaman apa saja yang terdapat pada aliran tradisional?
6.    Bagaimana analisis kalimat dalam aliran linguistik tradisional?

Jumat, 27 Desember 2013

ALIRAN TRANSFORMASI 1 (Draft)

Oleh:
 Kelompok Edelweis

                        Kholiq                                   137835029 (pengunggah)
Rikke Kurniawati                137835047
Wiwik L                                137835068




BAB 1
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Bahasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan maksud dan keinginan kepada orang lain. Dengan kata lain seseorang dapat berkomunikasi dan beradaptasi dengan manusia lain, seperti yang dikatakan oleh Kridalaksana (1983:45) bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi arbitrer, yang digunakan oleh para kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri. Sesuai dengan kodrat manusia maka kerangka karangan pemikirannya tetap berkembang, sesuai dengan lingkungan yang dihadapinya sehingga perkembangan bahasa juga ikut serta di dalamnya. Bukti yang nyata adalah ilmu pengetahuan dengan perkembangan tidak mungkin diterapkan tanpa bahasa.
Termasuk linguistik, bukan merupakan kegiatan yang statis,melainkan merupakan kegiatan yang dinamis; berkembang terus, sesuaidengan filsafat ilmu itu sendiri yang selalu ingin mencari kebenaran yanghakiki. Begitulah, linguistik struktural lahir karena tidak puas denganpendekatan dan prosedur yang digunakan linguistik tradisional dalammenganalisis bahasa. Dalam sejarah perkembangannya, linguistik dipenuhi berbagai aliran danpaham yang dari luar tampaknya sangat ruwet, saling berlawanan danmembingungkan terutama bagi para pemula (Chaer, 2003:332).
Sejarah linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran-aliranlinguistik. Masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa, tapi pada prinsipnya aliran tersebut merupakanpenyempurnaan dari aliran-aliran sebelumnya. Oleh karena itu, denganmengenal dan memahami aliran-aliran tersebut akan menjadi pedoman bagisetiap orang untuk dapat memilih atau mengacu kepada aliran linguistik apayang menurutnya baik. Dalam pembahasan kali ini akan dipaparkan salah satusejarah perkembangan aliran-aliran linguistik yaitu aliran transformasional.
Aliran Transformational Generative Grammer atau transformasi generative ini dicetuskan oleh Chomsky (1965) kemudian dikembangkan oleh Halle(1973) dan Aronoff (1976). Selanjutnya teori ini dimodifikasi oleh Dardjowidjojo (1988) dan disesuaikan dengan sistem bahasa Indonesia. Sejarah linguistik telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik,dimana aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa, tapi pada prinsipnya aliran tersebut merupakan penyempurnaan dari aliran-aliran sebelumnya. Oleh karena itu, dengan mengenal dan memahami aliran-aliran tersebut akan menjadi pedoman bagi setiap orang untuk dapat memilih atau mengacu kepada aliran linguistik apa yang menurutnya baik.Sesuai dengan latar belakang yang telah dijelaskan, maka munculpertanyaan yaitu apa ciri-ciri aliran transformasi?, siapa saja tokoh dalam aliran transformasi?, apa keunggulan dari aliran transformasi?, apa kelemahan dari aliran transformasi?, bagaimana analisis aliran transformasi?

B.  Rumusan masalah
1.    Apa Ciri-Ciri Aliran Transformasi?
2.    Siapa saja tokoh dalam aliran Transformasi?
3.    Apa Keunggulan dari Aliran Transformasi?
4.    Apa Kelemahan dari Aliran Transformasi? 
5.  Bagaimana Analisis aliran Transformasi?

Jumat, 20 Desember 2013

Aliran Struktural



Aliran Linguistik Struktural Bloomfield
Draf 1


Oleh:
KELOMPOK  NURI
Adhitya Dhevi M.                  137835080
                        Dian Novita                            137835026 (Pengunggah)
Etty Umamy                          137835030


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
PROGRAM PASCASARJANA
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA-DAERAH
Desember 2013



KATA PENGANTAR

            Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi saya kekuatan dan kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah Linguistik. Saya berharap makalah ini tidak hanya bermanfaat bagi saya, tetapi juga dapat menambah wawasan bagi semua pihak yang membaca.
Dalam kesempatan ini, saya ucapakan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, antara lain pembimbing matakuliah Linguistik yang telah memberikan bimbingan kepada saya untuk menyusun makalah ini, serta teman-teman yang mendukung saya dan membantu memberikan referensi untuk makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca dengan harapan makalah ini akan menjadi lebih baik. Akhirnya, semoga makalah ini dapat memberikan sumbangan pengajaran bagi mahasiswa Universitas Negeri Surabaya.

Surabaya, Desember 2013


Penyusun


 
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................ 2
BAB I    PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang................................................................................. 3
B.     Rumusan Masalah............................................................................ 4
C.     Tujuan ............................................................................................. 4
BAB II   PEMBAHASAN
A.    Aliran-aliran Linguistik ................................................................... 5
B.     Ciri Aliran Linguistik Struktural ..................................................... 6
C.     Keunggulan dan Kelemahan Aliran Linguistik Struktural .............. 7
D.    Analisis Kalimat Berdasarkan Aliran Linguistik Struktural Bloomfield           8
BAB III PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................. 10
Saran....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 12


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Keberadaan bahasa merupakan kebutuhan bagi manusia, karena bahasa merupakan alat komunikasi dengan lingkungan disekitarnya. Hal ini merupakan kodrat yang harfiah yang memang telah mendasar pada sifat manusia yang selalu membutuhkan satu dengan yang lainnya.
Dalam berinteraksi dan berkomunikasi tentunya manusia sering menggunakan bahasa sebagai media, baik tulis maupun lisan. Hal ini dilakukan untuk menuangkan sebuah gagasan dan ide-ide yang ingin disampaikan.
 
Pemakaian bahasa mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu. Hal itu tidak terlepas dari semakin berkembangnya teknologi yang diikuti pula dengan perkembangan-perkembangan di bidang lain, bahasa salah satunya. Banyak jenis, macam, dan versi tentang pemakaian bahasa yang benar dan tepat. Tetapi, dari semua itu akan muncul tata cara berbahasa yang baru, memberikan revisi bagi pemakaian bahasa yang dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. Linguistik, merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang bahasa. Kridalaksana (2001: 128) mendefinisikan linguistik sebagai ilmu tentang bahasa.
Dalam sejarah perkembangannya, linguistik dipenuhi berbagai aliran dan paham yang dari luar tampaknya sangat ruwet, saling berlawanan dan membingungkan terutama bagi para pemula (Chaer, 2003:332). Sejarah linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik. Masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa, tapi pada prinsipnya aliran tersebut merupakan penyempurnaan dari aliran-aliran sebelumnya. Oleh karena itu, dengan mengenal dan memahami aliran-aliran tersebut akan menjadi pedoman bagi setiap orang untuk dapat memilih atau mengacu kepada aliran linguistik apa yang menurutnya baik.

Dari pemaparan di atas, maka disusunlah makalah ini untuk menjawab beberapa pertanyaan tentang aliran-aliran dalam linguistik. Permasalahan yang disoroti dalam penulisan ini adalah analisis kalimat berdasarkan aliran linguistik struktural Bloomfield.

B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Apa aliran-aliran linguistik?
2.      Apa ciri-ciri aliran struktural?
3.      Apa keunggulan dan kelemahan aliran linguistik struktural?
4.      Bagaimana analisis kalimat berdasarkan aliran linguistik struktural Bloomfield?

C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Mendeskripsikan aliran-aliran linguistik.
2.      Mendeskripsikan ciri-ciri aliran struktural.
3.      Mendeskripsikan keunggulan dan kelemahan aliran linguistik struktural.
4.      Mendeskripsikan analisis kalimat berdasarkan aliran linguistik struktural Bloomfield.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Aliran-aliran Linguistik
Sejarah linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik yang pada akhirnya mempengaruhi pengajaran bahasa. Masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa sehingga melahirkan berbagai tata bahasa. Aliran tradisional telah melahirkan sekumpulan penjelasan dan aturan tata bahasa yang dipakai kurang lebih selama dua ratus tahun lalu.
Menurut para ahli sejarah, tata bahasa yang dilahirkan oleh aliran ini merupakan warisan dari studi preskriptif (abad ke 18). Studi preskriptif adalah studi yang pada prinsipnya ingin merumuskan aturan-aturan berbahasa yang benar. Sejak tahun 1930-an sampai akhir tahun 1950-an aliran linguistik yang paling berpengaruh adalah aliran struktural. Tokoh linguis dari Amerika yang dianggap berperan penting pada era ini adalah Bloomfield. Linguistik Bloomfield berbeda dari yang lain. Dia melandasi teorinya berdasarkan psikologi behaviorisme. Menurut Behaviorisme ujaran dapat dijelaskan dengan kondisi-kondisi eksternal yang ada di sekitar kejadiannya. Kelompok Bloomfield menyebut teori ini mechanism, sebagai kebalikan dari mentalism. Bloomfield berusaha rnenjadikan linguistik sebagai suatu ilmu yang besifat empiris. Karena bunyi-bunyi ujaran merupakan fenomena yang dapat diamati langsung maka ujaran mendapatkan perhatian yang istimewa. Akibatnya, kaum strukturalis memberikan fokus perhatiannya pada fonologi, morfologi, sedikit sekali pada sintaksis, dan sama sekali tidak pada semantik. Tata bahasa tagmemik dipelopori oleh Kenneth L. Pike, Bukunya yang terkenal adalah Linguage in Relation to a United Theory of The Structure of Human Behaviour (1954).
Menurut aliran ini, satuan dasar dari sintaksis adalah tagmem (bahasa Yunani yang berarti susunan). Tagmem adalah korelasi antara fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok bentuk-bentuk kata yang dapat saling dipertukarkan untuk mengisi slot tersebut. Linguistik transformasi melahirkan tata bahasa Transformational Generative Grammar yang bahasa mengandung segi ekspresi (signifiant) dan segi isi (signifie). Masing-masing segi mengandung forma dan substansi: forma ekspresi, substansi ekspresi, forma isi, dan substansi isi.

B.     Ciri Aliran Linguistik Struktural
Teori ini berlandaskan pola pikir behaviouristik. Aliran ini lahir pada awal abad XX yaitu pada tahun 1916. aliran ini lahir bersamaan dengan lahirnya buku ”Course de linguistique Generale” karya Saussure yang juga merupakan pelopor aliran ini. Ia dikenal sebagai Bapak Strukturalisme dan sekaligus Bapak Linguistik Modern. Tokoh-tokoh yang merupakan penganut teori ini adalah: Bally, Sachahaye, E. Nida, L. Bloomfield, Hockett, Gleason, Bloch, G.L. Trager, Lado, Hausen, Harris, Fries, Sapir, Trubetzkoy, Mackey, jacobson, Joos, Wells, dan Nelson.
Ciri-ciri Aliran Struktural dalam Error! Hyperlink reference not valid.dan.html adalah:
1.      Berlandaskan pada faham behaviourisme
Proses berbahasa merupakan proses rangsang-tanggap (stimulus-response).
2.      Bahasa berupa ujaran.
Ciri ini menunjukka bahwa hanya ujaran saja yang termasuk dalam bahasa dalam pengajaran bahasa teori struktural melahirkan metode langsung dengan pendekatan oral. Tulisan statusnya sejajar dengan gesture.
3.      Bahasa merupakan sistem tanda (signifie dan signifiant) yang arbitrer dan konvensional.
Berkaitan dengan ciri tanda, bahasa pada dasarnya merupakan paduan dua unsur yaitu signifie dan signifiant. Signifie adalah unsur bahasa yang berada di balik tanda yang berupa konsep di balik sang penutur atau disebut juga makna. Sedangkan signifiant adalah wujud fisik atau hanya yang berupa bunyi ujar.
4.      Bahasa merupakan kebiasaan (habit)
Berdasarkan sistem habit, pengajaran bahasa diterapkan metode drill and practice yakni suatu bentuk latihan yang terus menerus dan berulang-ulang sehingga membentuk kebiasaan.
5.      Kegramatikalan berdasarkan keumuman.
6.      Level-level gramatikal ditegakkan secara rapi.
Level gramatikal mulai ditegakkan dari level terendah yaitu morfem sampai level tertinggi berupa kalimat. Urutan tataran gramatikalnya adalah morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat. Tataran di atas kalimat belum terjangkau oleh aliran ini.
7.      Analisis dimulai dari bidang morfologi.
8.      Bahasa merupakan deret sintakmatik dan paradigmatik
9.      Analisis bahasa secara deskriptif.
10.  Analisis struktur bahasa berdasarkan unsur langsung.
Unsur langsung adalah unsur yang secara langsung membentuk struktur tersebut. Ada empat model analisis unsur langsung yaitu model Nida, model Hockett, model Nelson, dan model Wells.

C.    Keunggulan dan Kelemahan Aliran Struktural dalam Error! Hyperlink reference not valid.dan.html
1.      Keunggulan Aliran Struktural
a.       Aliran ini sukses membedakan konsep grafem dan fonem.
b.      Metode drill and practice membentuk keterampilan berbahasa berdasarkan kebiasaan
c.       Kriteria kegramatikalan berdasarkan keumuman sehingga mudah diterima masyrakat awam.
d.      Level kegramatikalan mulai rapi mulai dari morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat.
e.       Berpijak pada fakta, tidak mereka-reka data.
2.      Kelemahan Aliran Struktural
a.       Bidang morfologi dan sintaksis dipisahkan secara tegas.
b.      Metode drill and practice sangat memerlukan ketekunan, kesabaran, dan sangat menjemukan.
c.       Proses berbahasa merupakan proses rangsang-tanggap berlangsung secara fisis dan mekanis padahal manusia bukan mesin.
d.      Kegramatikalan berdasarkan kriteria keumuman, suatu kaidah yang salah pun bisa benar jika dianggap umum.
e.       Faktor historis sama sekali tidak diperhitungkan dalam analisis bahasa.
f.       Objek kajian terbatas sampai level kalimat, tidak menyentuh aspek komunikatif.

D.    Analisis Kalimat Berdasarkan Aliran Linguistik Struktural Bloomfield
Menurut Bloomfield (1995: 164) bentuk-bentuk gramatikal suatu bahasa dapat dikelompokkan menjadi tiga kelas yang besar. Bentuk-bentuk gramatikal tersebut yaitu:
1.      Apabila suatu bentuk diucapkan sendirian (yaitu tidak sebagai konstituen bentuk yang lebih besar) ini tampak seperti kalimat. Contoh John! (kalimat seruan atau tipe panggilan.
2.      Apabila dua (atau, jarang-jarang, lebih dari dua) bentuk diucapkan bersama-sama, sebagai konstituen-konstituen bentuk kompleks, ciri-ciri gramatikal yang dipakai untuk menggabungkannya merupakan suatu konstruksi. Contoh poor John dan ran away dalam bentuk poor John ran away.
3.      Kelas besar ketiga bentuk gramatikal mungkin sekali harus dibuat untuk kasus-kasus yang di situ suatu bentu diucapkan sebagai pengganti konvensional salah satu kelas bentuk lain seluruhnya. Contoh kata he sebagai pengganti poor John, a policeman, the man, dll.
Bloomfield (1995: 166) mengatakan bahwa semua bahasa membedakan dua tipe kalimat penting yang boleh disebut kalimat lengkap (kalimat favorit) dan kalimat minor. Pada umumnya, kalimat-kalimat minor tampak sebagai kompletif (pelenkap) atau seruan. Yang bertipe kompletif terdiri dari bentuk yang hanya melengkapi situasi, yakni wicara sebelumnya, isyarat, atau adanya suatu benda saja (Bloomfield, 1995: 173).
Menurut Bloomfield (Chaer, 2009: 71) mengatakan bahwa bahasa itu terdiri dari sejumlah isyarat atau tanda berupa unsur-unsur vokal (bunyi) yang dinamai bentuk-bentuk linguistik. Setiap bentuk adalah sebuah kesatuan isyarat yang dibentuk oleh fonem-fonem (Bloomfield, 1933 dalam Chaer, 2009: 71). Menurut Bloomfield ada 2 macam bentuk ujaran, yaitu:
(1)   bentuk bebas dalam (free form), yakni bentuk yang dapat di ujarkan sendirian,
(2)   bentuk terikat (bound form), yakni bentuk linguistik yang dapat diujarkan sendirian.
Chaer (2003: 360-361) memberikan penjelasan bahwa aliran strukturalis yang dikembangkan Bloomfield dengan para pengikutnya sering juga disebut aliran taksonomi, dan aliran Bloomfieldian atau post-Bloomfieldian, karena bermula atau bersumber pada gagasan Bloomfield. Disebut aliran taksonomi karena aliran ini menganalisis dan mengklasifikasikan unsur-unsur bahasa berdasarkan hubungan hierarkinya.
Dalam menganalisis kalimat, misalnya digunakan teknik Immediate Constituents Analysis (IC analysis) untuk melihat unsur-unsur langsung yang membangun kalimat tersebut.  Kalimat “Kakek membaca koran bekas.” disajikan dalam bentuk kotak dengan tata urut sebagai berikut.
Kakek
membaca
koran
Bekas

membaca
koran
Bekas

koran
Bekas

Lazim juga digunakan diagram-diagram sebagai berikut.
Kakek                   membaca         koran              bekas


 



Kakek       membaca         koran              bekas


Dengan diagram di atas kita dapat dengan mudah bisa melihat hubungan yang mencakup atau tercakup antara unsur-unsur dalam suatu kalimat atau satuan bahasa lainnya.

Analisis Kalimat
1.      Ibu membeli susu.
Ibu
membeli
susu

membeli
susu


susu






Ibu         membeli           susu                            
 



Ibu                   membeli                      susu
 


·         Ibu merupakan nomina (kata benda) yang berkedudukan sebagai subjek, kemudian membeli merupakan verba (kata kerja) yang berkedudukan sebagai predikat, dan susu merupakan nomina (kata benda) yang berkedudukan sebagai objek.
·         Ibu membeli susu merupakan kalimat aktif. Dikatakan demikian karena subjeknya berperan sebagai aktor atau pelaku. Dan termasuk ke dalam kalimat aktif transitif, karena predikatnya dapat diberi objek.
·         Jika melihat pendapat Bloomfield tentang tipe kalimat, maka kalimat Ibu membeli susu merupakan kalimat lengkap karena terdapat subjek, predikat, dan objek.
·         Ibu merupakan bentuk ujaran bebas, membeli terdiri dari dua ujaran yakni me- yang berupa bentuk ujaran terikat dan beli yang berupa bentuk ujaran bebas, sedangkan susu merupakan bentuk ujaran bebas.



2.      Buku itu berwarna putih.
Buku itu
berwarna
putih

berwarna
putih


Putih






Buku itu          berwarna             putih                                   
 



Buku itu          berwarna                     putih
 


·         Buku itu merupakan nomina (kata benda) yang berkedudukan sebagai obyek, kemudian berwarna merupakan adjektiva (kata sifat yang berkedudukan sebagai predikat, dan putih merupakan adjektiva (kata sifat) yang berkedudukan sebagai pelengkap.
·         Buku itu berwarna putih merupakan kalimat aktif. Dikatakan demikian karena subjeknya berperan sebagai aktor atau pelaku.
·         Jika melihat pendapat Bloomfield tentang tipe kalimat, maka kalimat Buku itu berwarna putih merupakan kalimat lengkap karena terdapat subjek, predikat, dan pelengkap.
·         Buku merupakan bentuk ujaran bebas, itu merupakan bentuk ujaran terikat, berwarna terdiri dari dua ujaran yakni ber- yang berupa bentuk ujaran terikat dan warna yang berupa bentuk ujaran bebas, sedangkan putih merupakan bentuk ujaran bebas.

3.      Sebuah candi ditemukan di Nganjuk.
Sebuah candi
ditemukan
di Nganjuk

ditemukan
di Nganjuk


di Nganjuk






Sebuah candi               ditemukan                   di Nganjuk                 
 



Sebuah candi               ditemukan                   di Nganjuk
 


·         Sebuah candi merupakan nomina (kata benda) yang berkedudukan sebagai obyek, kemudian ditemukan merupakan verba (kata kerja) yang berkedudukan sebagai predikat, dan di Nganjuk berkedudukan sebagai keterangan.
·         Sebuah candi ditemukan di Nganjuk merupakan kalimat pasif. Dikatakan demikian karena pada kalimat tersebut subjeknya berperan sebagai penderita.
·         Jika melihat pendapat Bloomfield tentang tipe kalimat, maka kalimat Sebuah candi ditemukan di Nganjuk merupakan kalimat lengkap karena terdapat subjek, predikat, dan keterangan.
·         Sebuah candi terdiri dari dua ujaran yakni sebuah dan candi yang sama-sama  merupakan bentuk ujaran bebas, ditemukan terdiri dari tiga ujaran yakni di-, dan ­-kan yang sama-sama berupa bentuk ujaran terikat dan temu yang berupa bentuk ujaran bebas, sedangkan di Nganjuk tediri dari dua ujaran yakni di- berupa bentuk ujaran terikat dan Nganjuk berupa bentuk ujaran bebas.

4.      Bapak sare kula siram.
Bapak
sare
Kula
Siram

sare
Kula
Siram


Kula
Siram



Siram







 Bapak               sare                  kula                siram


 



 Bapak          sare              kula                siram



·         Bapak merupakan nomina (kata benda) yang berkedudukan sebagai subjek, kemudian sare merupakan verba (kata kerja) yang berkedudukan sebagai predikat, dan kula berkedudukan sebagai objek/nomina. Siram berkedudukan sebagai predikat. Kalimat ini merupakan kalimat majemuk karena terdiri dari 2 klausa atau lebih.
·         Jika melihat pendapat Bloomfield tentang tipe kalimat, maka kalimat Bapak sare kula siram merupakan kalimat lengkap yang termasuk kalimat majemuk karena terdapat dua subjek dan dua predikat.
·         Bapak, sare, kula, dan siram sama-sama merupakan bentuk ujaran bebas.

5.      Surabaya itu kota bersih.
Surabaya itu
kota bersih

kota bersih




Surabaya itu                kota bersih                              
 


Surabaya itu                            kota bersih
 


·         Surabaya itu merupakan nomina (kata benda) yang berkedudukan sebagai subjek, kota bersih berkedudukan sebagai predikat.
·         Jika melihat pendapat Bloomfield tentang tipe kalimat, maka kalimat Surabaya itu kota bersih merupakan kalimat lengkap karena terdapat subjek dan predikat.
·         Surabaya merupakan bentuk ujaran bebas, itu merupakan bentuk ujaran terikat, kota bersih terdiri dari dua ujaran yakni kota dan bersih yang sama-sama berupa bentuk ujaran bebas.

6.      Kuda itu menendang petani.
Kuda itu
menendang
Petani

menendang
Petani


Petani






Kuda itu                      menendang                  petani             
 



Kuda itu                      menendang                  petani
 


·         Kuda itu merupakan nomina (kata benda) yang berkedudukan sebagai subjek, kemudian menendang merupakan verba (kata kerja) yang berkedudukan sebagai predikat, dan petani nomina (kata benda) yang berkedudukan sebagai objek.
·         Kuda itu menendang petani merupakan kalimat aktif. Dikatakan demikian karena subjeknya berperan sebagai aktor atau pelaku. Dan termasuk ke dalam kalimat aktif transitif, karena predikatnya dapat diberi objek.
·         Jika melihat pendapat Bloomfield tentang tipe kalimat, maka kalimat kuda itu menendang petani merupakan kalimat lengkap karena terdapat subjek, predikat, dan objek.
·         Kuda merupakan bentuk ujaran bebas, itu merupakan bentuk ujaran terikat, menendang terdiri dari dua ujaran yakni me(N)- yang berupa bentuk ujaran terikat dan tendang yang berupa bentuk ujaran bebas, sedangkan petani merupakan bentuk ujaran bebas.


BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Permasalahan yang disoroti dalam makalah ini adalah aliran linguistik struktural. Hal yang dapat disimpulkan yaitu:
·         Sejarah linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik, masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa sehingga melahirkan berbagai tata bahasa.
·         Ciri-ciri aliran struktural yaitu (1) berlandaskan pada faham behaviourisme, (2) bahasa berupa ujaran, (3) bahasa merupakan sistem tanda (signifie dan signifiant) yang arbitrer dan konvensional, (4) bahasa merupakan kebiasaan (habit), (5) kegramatikalan berdasarkan keumuman, (5) level-level gramatikal ditegakkan secara rapi, (6) analisis dimulai dari bidang morfologi, (7) bahasa merupakan deret sintakmatik dan paradigmatik, (8) analisis bahasa secara deskriptif, dan (9) analisis struktur bahasa berdasarkan unsur langsung.
·         Keunggulan aliran struktural yaitu (1) sukses membedakan konsep grafem dan fonem, (2) membentuk keterampilan berbahasa berdasarkan kebiasaan, (3) kriteria kegramatikalan berdasarkan keumuman sehingga mudah diterima masyrakat awam, (4) level kegramatikalan mulai rapi mulai dari morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat, dan (5) berpijak pada fakta, tidak mereka-reka data. Sedangkan kelemahan aliran struktural yaitu (1) bidang morfologi dan sintaksis dipisahkan secara tegas, (2) sangat memerlukan ketekunan, kesabaran, dan sangat menjemukan, (3) proses berbahasa merupakan proses rangsang-tanggap berlangsung secara fisis dan mekanis padahal manusia bukan mesin, (4) suatu kaidah yang salah pun bisa benar jika dianggap umum, (5) aktor historis sama sekali tidak diperhitungkan dalam analisis bahasa, dan (6) objek kajian terbatas sampai level kalimat, tidak menyentuh aspek komunikatif
·         Analisis kalimat berdasarkan aliran linguistik struktural Bloomfield dapat menggunakan teknik Immediate Constituents Analysis (IC analysis) untuk melihat unsur-unsur langsung yang membangun kalimat tersebut.

B.     Saran
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat membantu para mahasiswa untuk:
·         memahami aliran-aliran linguistik,
·         mengetahui ciri-ciri aliran struktural,
·         mengetahui keunggulan dan kelemahan aliran linguistik struktural,
·         dan juga memahami analisis kalimat berdasarkan aliran linguistik struktural Bloomfield.
 

DAFTAR PUSTAKA

Bloomfield, Leonard. 1995. Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguisitk: Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.

Harsudin, Idda. 2013. Aliran-aliran Linguistik. (http://iddaharsudin.blogspot.com/2013/09/makalah-aliran-aliran-linguistik.html). Diakses tanggal 10 Desember 2013. Pukul 18:51 dan diakses kembali tanggal 13 Desember 2013

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Ogel. 2011. Linguistik De Saussure Aliran Praha. (http://ogel-blogspot.blogspot.com/2011/07/linguistik-de-saussure-aliran-praha-    dan.html) diakses tanggal 10 Desember 2013.