Aliran
Linguistik Struktural Bloomfield
Draf 1
Oleh:
KELOMPOK NURI
Adhitya
Dhevi M. 137835080
Dian
Novita 137835026 (Pengunggah)
Etty
Umamy 137835030
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
PROGRAM
PASCASARJANA
PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA-DAERAH
Desember 2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada
Allah SWT yang telah memberi saya kekuatan dan kemudahan dalam menyelesaikan
makalah ini tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah Linguistik. Saya berharap
makalah ini tidak hanya bermanfaat bagi saya, tetapi juga dapat menambah
wawasan bagi semua pihak yang membaca.
Dalam
kesempatan ini, saya ucapakan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, antara lain pembimbing matakuliah Linguistik yang telah memberikan
bimbingan kepada saya untuk menyusun makalah ini, serta teman-teman yang
mendukung saya dan membantu memberikan referensi untuk makalah ini.
Saya
menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca dengan harapan
makalah ini akan menjadi lebih baik. Akhirnya, semoga makalah ini
dapat memberikan sumbangan pengajaran bagi mahasiswa Universitas Negeri Surabaya.
Surabaya, Desember 2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR.......................................................................................... 1
DAFTAR
ISI........................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang................................................................................. 3
B.
Rumusan
Masalah............................................................................ 4
C.
Tujuan
............................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A.
Aliran-aliran Linguistik ................................................................... 5
B.
Ciri Aliran Linguistik Struktural ..................................................... 6
C.
Keunggulan dan Kelemahan Aliran
Linguistik Struktural .............. 7
D.
Analisis
Kalimat Berdasarkan Aliran Linguistik Struktural Bloomfield 8
BAB III PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................. 10
Saran....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Keberadaan bahasa
merupakan kebutuhan bagi manusia, karena bahasa merupakan alat komunikasi dengan
lingkungan disekitarnya. Hal ini merupakan kodrat yang harfiah yang memang
telah mendasar pada sifat manusia yang selalu membutuhkan satu dengan yang
lainnya.
Dalam berinteraksi dan berkomunikasi tentunya manusia sering menggunakan bahasa sebagai media, baik tulis maupun lisan. Hal ini dilakukan untuk menuangkan sebuah gagasan dan ide-ide yang ingin disampaikan.
Dalam berinteraksi dan berkomunikasi tentunya manusia sering menggunakan bahasa sebagai media, baik tulis maupun lisan. Hal ini dilakukan untuk menuangkan sebuah gagasan dan ide-ide yang ingin disampaikan.
Pemakaian
bahasa mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu. Hal itu tidak terlepas
dari semakin berkembangnya teknologi yang diikuti pula dengan
perkembangan-perkembangan di bidang lain, bahasa salah satunya. Banyak jenis,
macam, dan versi tentang pemakaian bahasa yang benar dan tepat. Tetapi, dari
semua itu akan muncul tata cara berbahasa yang baru, memberikan revisi bagi
pemakaian bahasa yang dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
zaman. Linguistik, merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang bahasa.
Kridalaksana (2001: 128) mendefinisikan
linguistik
sebagai ilmu tentang bahasa.
Dalam sejarah
perkembangannya, linguistik dipenuhi berbagai aliran dan paham yang dari luar
tampaknya sangat ruwet, saling berlawanan dan membingungkan terutama bagi para
pemula (Chaer, 2003:332). Sejarah linguistik yang sangat panjang telah
melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik. Masing-masing aliran tersebut
memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa, tapi pada prinsipnya
aliran tersebut merupakan penyempurnaan dari aliran-aliran sebelumnya. Oleh
karena itu, dengan mengenal dan memahami aliran-aliran tersebut akan menjadi
pedoman bagi setiap orang untuk dapat memilih atau mengacu kepada aliran
linguistik apa yang menurutnya baik.
Dari
pemaparan di atas, maka disusunlah makalah
ini untuk menjawab beberapa pertanyaan tentang aliran-aliran dalam linguistik. Permasalahan yang
disoroti dalam penulisan ini adalah analisis kalimat berdasarkan aliran linguistik struktural
Bloomfield.
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut.
1.
Apa aliran-aliran
linguistik?
2.
Apa
ciri-ciri aliran struktural?
3.
Apa
keunggulan dan kelemahan aliran linguistik struktural?
4.
Bagaimana
analisis kalimat berdasarkan aliran linguistik struktural Bloomfield?
C.
Tujuan
Berdasarkan rumusan
masalah tersebut, maka tujuan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
Mendeskripsikan
aliran-aliran linguistik.
2.
Mendeskripsikan
ciri-ciri aliran struktural.
3.
Mendeskripsikan
keunggulan dan kelemahan aliran linguistik struktural.
4.
Mendeskripsikan
analisis kalimat berdasarkan aliran linguistik struktural Bloomfield.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Aliran-aliran Linguistik
Sejarah linguistik
yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik yang
pada akhirnya mempengaruhi pengajaran bahasa. Masing-masing aliran tersebut
memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa sehingga melahirkan
berbagai tata bahasa. Aliran tradisional telah melahirkan sekumpulan penjelasan
dan aturan tata bahasa yang dipakai kurang lebih selama dua ratus tahun lalu.
Menurut para ahli
sejarah, tata bahasa yang dilahirkan oleh aliran ini merupakan warisan dari
studi preskriptif (abad ke 18). Studi preskriptif adalah studi yang pada
prinsipnya ingin merumuskan aturan-aturan berbahasa yang benar. Sejak tahun
1930-an sampai akhir tahun 1950-an aliran linguistik yang paling berpengaruh
adalah aliran struktural. Tokoh linguis dari Amerika yang dianggap berperan
penting pada era ini adalah Bloomfield. Linguistik Bloomfield berbeda dari yang
lain. Dia melandasi teorinya berdasarkan psikologi behaviorisme. Menurut
Behaviorisme ujaran dapat dijelaskan dengan kondisi-kondisi eksternal yang ada
di sekitar kejadiannya. Kelompok Bloomfield menyebut teori ini mechanism,
sebagai kebalikan dari mentalism. Bloomfield berusaha rnenjadikan linguistik
sebagai suatu ilmu yang besifat empiris. Karena bunyi-bunyi ujaran merupakan
fenomena yang dapat diamati langsung maka ujaran mendapatkan perhatian yang
istimewa. Akibatnya, kaum strukturalis memberikan fokus perhatiannya pada
fonologi, morfologi, sedikit sekali pada sintaksis, dan sama sekali tidak pada
semantik. Tata bahasa tagmemik dipelopori oleh Kenneth L. Pike, Bukunya yang
terkenal adalah Linguage in Relation to a
United Theory of The Structure of Human Behaviour (1954).
Menurut aliran ini,
satuan dasar dari sintaksis adalah tagmem (bahasa Yunani yang berarti susunan).
Tagmem adalah korelasi antara fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok
bentuk-bentuk kata yang dapat saling dipertukarkan untuk mengisi slot tersebut.
Linguistik transformasi melahirkan tata bahasa Transformational Generative Grammar yang bahasa mengandung segi
ekspresi (signifiant) dan segi isi (signifie). Masing-masing segi mengandung
forma dan substansi: forma ekspresi, substansi ekspresi, forma isi, dan
substansi isi.
B.
Ciri Aliran Linguistik Struktural
Teori ini
berlandaskan pola pikir behaviouristik. Aliran ini lahir pada awal abad XX
yaitu pada tahun 1916. aliran ini lahir bersamaan dengan lahirnya buku ”Course
de linguistique Generale” karya Saussure yang juga merupakan pelopor aliran
ini. Ia dikenal sebagai Bapak Strukturalisme dan sekaligus Bapak Linguistik
Modern. Tokoh-tokoh yang merupakan penganut teori ini adalah: Bally, Sachahaye,
E. Nida, L. Bloomfield, Hockett, Gleason, Bloch, G.L. Trager, Lado, Hausen,
Harris, Fries, Sapir, Trubetzkoy, Mackey, jacobson, Joos, Wells, dan Nelson.
1. Berlandaskan pada faham behaviourisme
Proses berbahasa merupakan proses
rangsang-tanggap (stimulus-response).
2. Bahasa berupa ujaran.
Ciri ini menunjukka bahwa hanya
ujaran saja yang termasuk dalam bahasa dalam pengajaran bahasa teori struktural
melahirkan metode langsung dengan pendekatan oral. Tulisan statusnya sejajar
dengan gesture.
3. Bahasa merupakan sistem tanda (signifie dan signifiant) yang arbitrer
dan konvensional.
Berkaitan dengan ciri tanda, bahasa pada
dasarnya merupakan paduan dua unsur yaitu signifie
dan signifiant. Signifie adalah unsur bahasa yang berada di balik tanda yang berupa
konsep di balik sang penutur atau disebut juga makna. Sedangkan signifiant adalah wujud fisik atau hanya
yang berupa bunyi ujar.
4. Bahasa merupakan kebiasaan (habit)
Berdasarkan sistem habit, pengajaran
bahasa diterapkan metode drill and
practice yakni suatu bentuk latihan yang terus menerus dan berulang-ulang
sehingga membentuk kebiasaan.
5. Kegramatikalan berdasarkan keumuman.
6. Level-level gramatikal ditegakkan secara
rapi.
Level gramatikal mulai ditegakkan dari
level terendah yaitu morfem sampai level tertinggi berupa kalimat. Urutan
tataran gramatikalnya adalah morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat. Tataran
di atas kalimat belum terjangkau oleh aliran ini.
7. Analisis dimulai dari bidang morfologi.
8. Bahasa merupakan deret sintakmatik dan
paradigmatik
9. Analisis bahasa secara deskriptif.
10. Analisis struktur bahasa berdasarkan unsur
langsung.
Unsur langsung adalah unsur yang secara
langsung membentuk struktur tersebut. Ada empat model analisis unsur langsung
yaitu model Nida, model Hockett, model Nelson, dan model Wells.
1. Keunggulan Aliran Struktural
a. Aliran ini sukses membedakan konsep grafem
dan fonem.
b. Metode drill
and practice membentuk keterampilan berbahasa berdasarkan kebiasaan
c. Kriteria kegramatikalan berdasarkan
keumuman sehingga mudah diterima masyrakat awam.
d. Level kegramatikalan mulai rapi mulai dari
morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat.
e. Berpijak pada fakta, tidak mereka-reka
data.
2. Kelemahan Aliran Struktural
a. Bidang morfologi dan sintaksis dipisahkan
secara tegas.
b. Metode drill
and practice sangat memerlukan ketekunan, kesabaran, dan sangat menjemukan.
c. Proses berbahasa merupakan proses
rangsang-tanggap berlangsung secara fisis dan mekanis padahal manusia bukan
mesin.
d. Kegramatikalan berdasarkan kriteria
keumuman, suatu kaidah yang salah pun bisa benar jika dianggap umum.
e. Faktor historis sama sekali tidak
diperhitungkan dalam analisis bahasa.
f. Objek kajian terbatas sampai level
kalimat, tidak menyentuh aspek komunikatif.
D. Analisis Kalimat Berdasarkan Aliran Linguistik Struktural Bloomfield
Menurut Bloomfield (1995: 164) bentuk-bentuk gramatikal suatu bahasa
dapat dikelompokkan menjadi tiga kelas yang besar. Bentuk-bentuk gramatikal
tersebut yaitu:
1.
Apabila suatu bentuk diucapkan sendirian (yaitu
tidak sebagai konstituen bentuk yang lebih besar) ini tampak seperti kalimat.
Contoh John! (kalimat seruan atau
tipe panggilan.
2.
Apabila dua (atau, jarang-jarang, lebih dari dua)
bentuk diucapkan bersama-sama, sebagai konstituen-konstituen bentuk kompleks,
ciri-ciri gramatikal yang dipakai untuk menggabungkannya merupakan suatu
konstruksi. Contoh poor John dan ran away dalam bentuk poor John ran away.
3.
Kelas besar ketiga bentuk gramatikal mungkin sekali
harus dibuat untuk kasus-kasus yang di situ suatu bentu diucapkan sebagai
pengganti konvensional salah satu kelas bentuk lain seluruhnya. Contoh kata he sebagai pengganti poor John, a policeman, the man, dll.
Bloomfield (1995: 166) mengatakan bahwa semua bahasa membedakan dua tipe
kalimat penting yang boleh disebut kalimat lengkap (kalimat favorit) dan
kalimat minor. Pada umumnya, kalimat-kalimat minor tampak sebagai kompletif
(pelenkap) atau seruan. Yang bertipe kompletif terdiri dari bentuk yang hanya
melengkapi situasi, yakni wicara sebelumnya, isyarat, atau adanya suatu benda
saja (Bloomfield, 1995: 173).
Menurut Bloomfield (Chaer, 2009: 71) mengatakan bahwa bahasa itu terdiri
dari sejumlah isyarat atau tanda berupa unsur-unsur vokal (bunyi) yang dinamai
bentuk-bentuk linguistik. Setiap bentuk adalah sebuah kesatuan isyarat yang
dibentuk oleh fonem-fonem (Bloomfield, 1933 dalam Chaer, 2009: 71). Menurut
Bloomfield ada 2 macam bentuk ujaran, yaitu:
(1) bentuk bebas dalam (free form), yakni bentuk yang
dapat di ujarkan sendirian,
(2) bentuk terikat (bound form), yakni bentuk
linguistik yang dapat diujarkan sendirian.
Chaer (2003: 360-361) memberikan penjelasan bahwa aliran strukturalis
yang dikembangkan Bloomfield dengan para pengikutnya sering juga disebut aliran
taksonomi, dan aliran Bloomfieldian atau post-Bloomfieldian, karena bermula atau bersumber pada gagasan
Bloomfield. Disebut aliran taksonomi karena aliran ini menganalisis dan
mengklasifikasikan unsur-unsur bahasa berdasarkan hubungan hierarkinya.
Dalam menganalisis kalimat, misalnya digunakan teknik Immediate Constituents Analysis (IC analysis) untuk melihat unsur-unsur
langsung yang membangun kalimat tersebut. Kalimat “Kakek
membaca koran bekas.” disajikan dalam bentuk kotak dengan tata urut sebagai
berikut.
Kakek
|
membaca
|
koran
|
Bekas
|
|
membaca
|
koran
|
Bekas
|
|
koran
|
Bekas
|
Lazim
juga digunakan diagram-diagram sebagai berikut.
Kakek membaca
koran bekas
Kakek membaca koran bekas
Dengan
diagram di atas kita dapat dengan mudah bisa melihat hubungan yang mencakup
atau tercakup antara unsur-unsur dalam suatu kalimat atau satuan bahasa
lainnya.
Analisis Kalimat
1. Ibu membeli susu.
Ibu
|
membeli
|
susu
|
membeli
|
susu
|
|
susu
|
Ibu membeli susu
Ibu membeli susu
·
Ibu merupakan nomina
(kata benda) yang berkedudukan sebagai subjek, kemudian membeli merupakan verba (kata kerja) yang berkedudukan sebagai
predikat, dan susu merupakan nomina
(kata benda) yang berkedudukan sebagai objek.
·
Ibu membeli susu merupakan kalimat aktif. Dikatakan demikian
karena subjeknya berperan sebagai aktor atau pelaku. Dan termasuk ke dalam
kalimat aktif transitif, karena predikatnya dapat diberi objek.
·
Jika melihat
pendapat Bloomfield tentang tipe kalimat, maka kalimat Ibu membeli susu merupakan kalimat lengkap karena terdapat subjek,
predikat, dan objek.
·
Ibu merupakan bentuk
ujaran bebas, membeli terdiri dari
dua ujaran yakni me- yang berupa
bentuk ujaran terikat dan beli yang
berupa bentuk ujaran bebas, sedangkan susu
merupakan bentuk ujaran bebas.
2. Buku itu berwarna putih.
Buku itu
|
berwarna
|
putih
|
berwarna
|
putih
|
|
Putih
|
Buku itu berwarna putih
Buku itu berwarna putih
·
Buku itu merupakan nomina (kata benda) yang berkedudukan sebagai obyek, kemudian berwarna merupakan adjektiva (kata sifat
yang berkedudukan sebagai predikat, dan putih
merupakan adjektiva (kata sifat) yang berkedudukan sebagai pelengkap.
·
Buku itu berwarna putih merupakan kalimat aktif. Dikatakan demikian karena
subjeknya berperan sebagai aktor atau pelaku.
·
Jika melihat
pendapat Bloomfield tentang tipe kalimat, maka kalimat Buku itu berwarna putih merupakan kalimat lengkap karena terdapat
subjek, predikat, dan pelengkap.
·
Buku merupakan bentuk
ujaran bebas, itu merupakan bentuk
ujaran terikat, berwarna terdiri dari
dua ujaran yakni ber- yang berupa
bentuk ujaran terikat dan warna yang
berupa bentuk ujaran bebas, sedangkan putih
merupakan bentuk ujaran bebas.
3. Sebuah candi ditemukan di Nganjuk.
Sebuah candi
|
ditemukan
|
di Nganjuk
|
ditemukan
|
di Nganjuk
|
|
di Nganjuk
|
Sebuah candi ditemukan di Nganjuk
Sebuah candi ditemukan
di Nganjuk
·
Sebuah candi merupakan nomina (kata benda) yang berkedudukan sebagai obyek, kemudian ditemukan merupakan verba (kata kerja)
yang berkedudukan sebagai predikat, dan di
Nganjuk berkedudukan sebagai keterangan.
·
Sebuah candi ditemukan di Nganjuk merupakan kalimat pasif. Dikatakan demikian
karena pada kalimat tersebut subjeknya berperan sebagai penderita.
·
Jika melihat
pendapat Bloomfield tentang tipe kalimat, maka kalimat Sebuah candi ditemukan di Nganjuk merupakan kalimat lengkap karena
terdapat subjek, predikat, dan keterangan.
·
Sebuah candi terdiri dari dua ujaran yakni sebuah
dan candi yang sama-sama merupakan
bentuk ujaran bebas, ditemukan terdiri
dari tiga ujaran yakni di-, dan -kan yang sama-sama berupa bentuk
ujaran terikat dan temu yang berupa
bentuk ujaran bebas, sedangkan di Nganjuk
tediri dari dua ujaran yakni di- berupa
bentuk ujaran terikat dan Nganjuk
berupa bentuk ujaran bebas.
4. Bapak sare kula siram.
Bapak
|
sare
|
Kula
|
Siram
|
sare
|
Kula
|
Siram
|
|
Kula
|
Siram
|
||
Siram
|
Bapak sare kula siram
Bapak sare kula siram
·
Bapak merupakan
nomina (kata benda) yang berkedudukan sebagai subjek, kemudian sare merupakan verba (kata kerja) yang
berkedudukan sebagai predikat, dan kula berkedudukan
sebagai objek/nomina. Siram berkedudukan
sebagai predikat. Kalimat ini merupakan kalimat majemuk karena terdiri dari 2
klausa atau lebih.
·
Jika melihat
pendapat Bloomfield tentang tipe kalimat, maka kalimat Bapak sare kula siram merupakan kalimat lengkap yang termasuk
kalimat majemuk karena terdapat dua subjek dan dua predikat.
·
Bapak, sare, kula, dan siram sama-sama
merupakan bentuk ujaran bebas.
5. Surabaya itu kota bersih.
Surabaya itu
|
kota bersih
|
kota bersih
|
Surabaya itu kota bersih
Surabaya itu kota bersih
·
Surabaya itu merupakan nomina (kata benda) yang berkedudukan sebagai subjek, kota bersih berkedudukan sebagai
predikat.
·
Jika melihat
pendapat Bloomfield tentang tipe kalimat, maka kalimat Surabaya itu kota bersih merupakan kalimat lengkap karena terdapat
subjek dan predikat.
·
Surabaya merupakan bentuk ujaran bebas, itu merupakan
bentuk ujaran terikat, kota bersih
terdiri dari dua ujaran yakni kota dan
bersih yang sama-sama berupa bentuk
ujaran bebas.
6.
Kuda itu
menendang petani.
Kuda itu
|
menendang
|
Petani
|
menendang
|
Petani
|
|
Petani
|
Kuda itu menendang petani
Kuda itu menendang
petani
·
Kuda itu merupakan nomina (kata benda) yang berkedudukan sebagai subjek, kemudian menendang merupakan verba (kata kerja)
yang berkedudukan sebagai predikat, dan petani
nomina (kata benda) yang berkedudukan sebagai objek.
·
Kuda itu menendang petani merupakan kalimat aktif. Dikatakan demikian
karena subjeknya berperan sebagai aktor atau pelaku. Dan termasuk ke dalam
kalimat aktif transitif, karena predikatnya dapat diberi objek.
·
Jika melihat
pendapat Bloomfield tentang tipe kalimat, maka kalimat kuda itu menendang petani merupakan kalimat lengkap karena terdapat
subjek, predikat, dan objek.
·
Kuda merupakan bentuk
ujaran bebas, itu merupakan bentuk
ujaran terikat, menendang terdiri
dari dua ujaran yakni me(N)- yang
berupa bentuk ujaran terikat dan tendang
yang berupa bentuk ujaran bebas, sedangkan petani
merupakan bentuk ujaran bebas.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Permasalahan
yang disoroti dalam makalah ini adalah aliran linguistik struktural. Hal yang dapat disimpulkan
yaitu:
·
Sejarah
linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran-aliran
linguistik, masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda
tentang bahasa sehingga melahirkan berbagai tata bahasa.
·
Ciri-ciri
aliran struktural yaitu (1) berlandaskan pada faham behaviourisme, (2) bahasa
berupa ujaran, (3) bahasa merupakan sistem tanda (signifie dan signifiant) yang
arbitrer dan konvensional, (4) bahasa merupakan kebiasaan (habit), (5)
kegramatikalan berdasarkan keumuman, (5) level-level gramatikal ditegakkan
secara rapi, (6) analisis dimulai dari bidang morfologi, (7) bahasa merupakan
deret sintakmatik dan paradigmatik, (8) analisis bahasa secara deskriptif, dan
(9) analisis struktur bahasa berdasarkan unsur langsung.
·
Keunggulan
aliran struktural yaitu (1) sukses membedakan konsep grafem dan fonem, (2)
membentuk keterampilan berbahasa berdasarkan kebiasaan, (3) kriteria
kegramatikalan berdasarkan keumuman sehingga mudah diterima masyrakat awam, (4)
level kegramatikalan mulai rapi mulai dari morfem, kata, frase, klausa, dan
kalimat, dan (5) berpijak pada fakta, tidak mereka-reka data. Sedangkan
kelemahan aliran struktural yaitu (1) bidang morfologi dan sintaksis dipisahkan
secara tegas, (2) sangat memerlukan ketekunan, kesabaran, dan sangat menjemukan,
(3) proses berbahasa merupakan proses rangsang-tanggap berlangsung secara fisis
dan mekanis padahal manusia bukan mesin, (4) suatu kaidah yang salah pun bisa
benar jika dianggap umum, (5) aktor historis sama sekali tidak diperhitungkan
dalam analisis bahasa, dan (6) objek kajian terbatas sampai level kalimat,
tidak menyentuh aspek komunikatif
·
Analisis
kalimat berdasarkan aliran linguistik struktural Bloomfield dapat menggunakan teknik Immediate Constituents Analysis (IC analysis) untuk melihat unsur-unsur langsung yang membangun
kalimat tersebut.
B. Saran
Penyusunan
makalah ini diharapkan dapat membantu para mahasiswa untuk:
·
memahami aliran-aliran linguistik,
·
mengetahui ciri-ciri aliran struktural,
·
mengetahui keunggulan dan kelemahan aliran linguistik
struktural,
·
dan juga memahami analisis kalimat berdasarkan aliran
linguistik struktural Bloomfield.
DAFTAR PUSTAKA
Bloomfield,
Leonard. 1995. Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguisitk: Kajian Teoritik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Harsudin, Idda. 2013. Aliran-aliran Linguistik. (http://iddaharsudin.blogspot.com/2013/09/makalah-aliran-aliran-linguistik.html). Diakses tanggal 10 Desember 2013. Pukul 18:51 dan diakses kembali tanggal 13 Desember 2013
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ogel. 2011. Linguistik De Saussure Aliran Praha. (http://ogel-blogspot.blogspot.com/2011/07/linguistik-de-saussure-aliran-praha- dan.html) diakses tanggal 10 Desember 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar