Penyusun :
1. UMI NURHIDAYATI NIM. 137835059
2. A. ERNEST NUGROHO NIM. 137835070 (Pengunggah)
3. PRASTIWI NIM. 137835069
PEMBIDANGAN LINGUISTIK
Jika
dipetakan dalam sebuah konsep pemikiran, Linguistik berkembang mengikuti kompleksitas
objek atau materi yang dikaji. Dalam
berbagai kamus umum, linguistik didefinisikan sebagai ‘ilmu bahasa’ atau ‘studi
ilmiah mengenai bahasa’ (Matthews 1997). Dalam The New Oxford Dictionary of English (2003), linguistik
didefinisikan sebagai berikut:
“The scientific study of language and its
structure, including the study of grammar, syntax, and phonetics. Specific
branches of linguistics include sociolinguistics, dialectology,
psycholinguistics, computational linguistics, comparative linguistics, and
structural linguistics.”
Lebih dari itu,
ilmu pengetahuan yang mengkaji bahasa ini juga bersifat terbuka terhadap
pengaruh dan kedekatan dengan ilmu lain. Oleh karena itu, dalam perkembangannya
linguistik memiliki cabang-cabang ilmu yang masing-masing berkonsentrasi pada
jenis pendekatan kajian dan objek yang dikaji. Dalam lingkup Linguistik,
terdapat tiga porsi terbesar dalam konsepnya, yakni, mikrolinguistik,
makrolinguistik, dan sejarah linguistik. Pembahasan berikut akan mengarah pada dua
pembahasan. Pertama, Pembidangan Linguistik, dan kedua, makna dan topik yang
berkaitan dengan Pragmatik, Etnolinguistik, Sosiolinguistik, Antropolinguistik,
dan Dialek Sosial.
PEMBIDANGAN LINGUISTIK
Pada
dasarnya, linguistik terdiri atas dua bidang besar, yaitu;
(1) Mikrolinguistik, yaitu
bidang linguistik yang mempelajari bahasa dari dalam dengan kata lain
mempelajari struktur bahasa itu sendiri;
(2) Makrolinguistik, yaitu
bidang linguistik yang mempelajari bahasa dalam hubungannya dengan
faktor-faktor di luar bahasa, termasuk di dalamnya bidang interdisipliner dan
bidang terapan.
1.
Linguistik
teoritis adalah teori linguistik
umum yang berusaha memahami ciri-ciri umum dari berbagai bahasa. Linguistik
teoritis yang khusus,
yaitu bidang linguistik yang mengkaji dan mengupas bahasa untuk mendapatkan
kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa. Linguistik teoritis ada ada yang
bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Linguistik yang bersifat umum
biasanya disebut us berusaha menyelidiki ciri-ciri khusus dalam bahasa tertentu
saja. Linguistik teoritis mencakup: linguistik deskriptif, linguistik historis
komparatif. Rincian pembagian tersebut adalah
sebagai berikut:
a) linguistik teoritis adalah cabang linguistik yang memusatkan
perhatian pada teori umum dan metode-metode umum dalam penyelidikan bahasa;
b) linguistik deskriptif disebut juga linguistik sinkronis adalah
bidang linguistik yang menyelidiki sistem bahasa pada waktu tertentu saja.
Misalnya: bahasa Indonesia dewasa ini, bahasa Inggris yang dipakai oleh
shakepeare, dan sebagainya tanpa memperhatikan perkembangannya dari waktu ke
waktu. Cabang ini terbagi atas fonologi
deskriptif, morfologi deskriptif, sintaksis deskriptif, leksikologi deskriptif.
c
) Linguistik historis komparatif (diakronis) adalah linguistik yang
mempelajari dan menyelidiki perkembangan bahasa dari satu masa ke masa lain,
serta menyelidiki perbandingan satu bahsa dengan bahasa lain untuk menemukan
bahasa purba atau bahasa proto sebagai bahasa induk bersama.
2. Linguistik Terapan (appllied linguistics) mencakup
bidang: pengajaran bahasa, penerjemahan, leksikologi, fonetik terapan,
sosiolinguistik terapan, pembinaan bahasa internasional, pembinaan bahasa
khusus, linguistik medis, mekanolinguistik, dan dialek sosial.
a. pengajaran bahasa mencakup metode-metode
pengajaran bahasa, ucapan bunyi-bunyi dengan pelajaran bahasa, strategi, model,
dan cara-cara pengajaran bahasa.
b. Penerjemahan, mencakup metode dan tehnik
pengalihan amanat dari satu bahasa ke bahasa lain.
c. Leksikografi, mencakup metode dan tehnik
penyusunan kamus.
d. Fonetik terapan, mencakup metode dan tehnik
pengucapan bunyi-bunyi dengan tepat, misalnya untuk melatih orang yang gagap,
untuk melatih pemain drama, dan sebagainya.
e. Sosiolinguistik terapan, mencakup pemanfaatan
wawasan sosiolinguistik untuk keperluan praktis, seperti perencanaan bahasa,
pembinaan bahasa, pemberantasan buta aksara, dan sebagainya.
f. Pembinaan bahasa Internasional, mencakup
usaha untuk menciptakan komunikasi dan saling pengertian internasional dengan
menyusun bahasa buatan seperti bahasa esperanto.
g. Pembinaan bahasa khusus, mencakup penyusunan
istilah dan daya bahasa dalam bidang-bidang khusus, antara lain dalam militer,
dalam dunia penerbangan, dalam dunia pelayaran.
h. Linguistik medis, membantu bidang patologi
dalam hal penyembuhan cacat bahasa.
i. Grafologi, kajian linguistik tentang
tulisan-tulisan.
j. Mekanolinguistik, mencakup
penggunaan linguistik dalam bidang komputer dan usaha untuk membuat mesin
penerjemah, usaha pemanfaatan komputer dalam penyelidikan bahasa, misalnya
dalam penyusunan konkordansi teks-teks, dalam perhitungan frekwensi kata-kata
untuk perkamusan dan pengajran bahasa. Bidang ini disebut juga linguistik
komputasi.
k. Dialek sosial
Mikrolinguistik
Kajian yang terdapat dalam
mikrolinguistik adalah :
1) Fonologi
Menurut
Verhaar (2008:10) fonologi menyelidiki
ciri-ciri bunyi ujar, cara terjadinya dan fungsinya dalam sistem kebahasaan
secara keseluruhan. Fonologi dapat dipelajari dengan dua sudut pandang. Pertama,
bunyi ujar dipandang sebagai media bahasa semata tak ubahnya seperti benda atau
zat. Fonologi yang memandang bunyi ujar demikian lazim disebut fonetik. Kedua,
bunyi ujar dipandang sebagai sistem bahasa. Bunyi ujar merupakan bagian dari
struktur kata dan sekaligus berfungsi untuk membedakan makna. Fonologi yang
memandang bunyi ujar itu sebagai bagian dari sistem bahasa disebut fonemik.
2) Morfologi
Menurut Verhaar
(2008:11) morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari
seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap
golongan dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi
mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk
kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik
Morfologi
disebut juga ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk kata. berpendapat bahwa
morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian kata secara
gramatikal.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara morfem yang
satu dengan morfem yang lain untuk membentuk sebuah kata.
3) Sintaksis
Menurut
Chaer ( 2007: 206) sintaksis adalah cabang ilmu linguistik yang membicarakan
kata dalam hubungannya dengan kata lain, atau unsur-unsur lain sebagai suatu
satuan ujaran, dalam sintaksis yang biasa dibicarakan adalah struktur
sintaksis, mencakup masalah fungsi, kategori, peran sintaksis, satuan sintaksis
berupa frase, kalimat, kalimat, dan wacana
4) Semantik
Menurut Verhaar (2008
: 13) mengatakan bahwa semantik adalah teori makna atas teori arti (kata
semantik sebagai nomina dan semantik sebagai ajektiva). Memang secara empiris
sebelum seseorang berbicara dan ketika seseorang mendengar ujaran seseorang,
terjadi proses mental pada diri keduanya. Proses mental itu berupa menyusun
kode semantik, kode gramatikal dan kode fonologis pada pihak pembicara, dan
proses memecahkan kode fonologis pada pihak pendengar. Dengan kata lain, baik
pada pihak pembicara maupun pendengar terjadi pemaknaan. Soal makna menjadi
urusan semantik. Berdasarkan hal tersebut dapat sisimpulkan bahwa semantik adal
subdisiplin ilmu linguistik yang membicarakan makna.
Makrolinguistik
Pada makrolinguistik terdapat pembidangan sebagai berikut:
1) Wacana
Dalam berbagai kebutuhan informasi kita memerlukan wacana dalam
mendapatkan informasi yang kita butuhkan, dalam hal ini bisa dimuat dalam
bentuk media cetak maupun elektronik. Wacana merupakan kebutuhan manusia dalam
memenuhi informasi, dalam hal ini Chaer (2007: 267) mengemukakan
bahwa wacana adalah satuan bahasa yang lengkap terdapat konsep, gagasan,
pikiran, ide yang utuh dalam wacana lisan ataupun tulis, sehingga dalam
hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar,
berarti wacana itu dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi
persyaratan gramatikal dan persyaratan wacana.
Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat
yang digunakan untuk berkomunikasi dalam konteks sosial. Satuan bahasa itu
dapat berupa rangkaian kalimat atau ujaran. Wacana dapat berbentuk lisan atau
tulis dan dapat bersifat transaksional atau interaksional.
2) Psikolinguistik
Menurut Chaer (2002: 5) Psikolinguistik menguraikan proses-proses psikologi atau mental yang berlangsung jika seseorang
mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnya pada waktu berkomunikasi, dan
bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh oleh manusia. Dalam praktiknya psikolinguistik pada
masalah-masalah seperti pengajaran dan pembelajaran bahasa, pengajaran membaca
permulaan dan membaca lanjut, kedwibahasaan, dan kemultibahsaan, penyakit
bertutur seperti gagap, afasia, serta masalah sosial lain yang menyangkut
bahasa.
3) Sosiolinguistik
Menurut Chaer (2003: 18) Menurut Sosiolinguistik secara umum
adalah bahasa yang dipahami sebagai sistem tanda arbiter yang dipakai oleh
manusia untuk tujuan komunikasi antara satu sama lain. Dengan demikian, konteks
sosial dalam penggunaan bahasa menjadi sesuatu yang penting untuk dikaji. Sosiolinguistik
bersifat interdispliner yang menggarap masalah kebahasaan dalam hubungannya
dengan faktor-faktor sosial, situasional, dan kulturalnya.
4) Pragmatik
Menurut Chaer (2003: 65) Pragmatik adalah ilmu yang mengkaji
hubungan antara bahasa dan konteks, yang hubungannya berdifat dasar, dalam
rangka memahami komunikasi dengan bahasa
Pragmatik dianggap berurusan dengan aspek-aspek informasi (dalam
pengertian yang paling luas) yang disampaikan melalui bahasa yang
(a) tidak dikodekkan oleh konvensi yang
diterima secara umum dalam bentuk-bentuk languistik yang digunakan, namun yang
(b) juga muncul secara alamiah dari dan tergantung pada makna-makna yang dikodekkan secara
konvensional dengan konteks tanpa mengguakan bentuk-bentuk
tersebut.
5) Antropolinguistik
Menurut Verhaar (2008: 16) Antropologi
adalah ilmu yang mempelajari manusia dan kebudayaan secara menyeluruh. Di satu
pihak manusia adalah pencipta kebudayaan, di pihak lain kebudayaan yang
“menciptakan” manusia linguistik kebudayaan memperlakukan bahasa sebagai
fenomena yang kebermaknaannya hanya bisa dipahami secara menyeluruh bila
dikaitkan dengan budaya penuturnya. Linguistik Kebudayaan berusaha
mengungkap the meaning behind the use, mis-use or non-use of
language (dalam hal ini pengertiannya identik dengan Anthropological
Linguistics yang memandang bahasa melalui prisma konsep antropologi yang
paling inti yakni kebudayaan.
6) Neurolinguistik
Neurolinguistik menurut Verhaar (2008:
24) adalah salah satu bidang kajian interdisipliner dalam
ilmulinguistik dan ilmu kedokteran yang
mengkaji hubungan antara otak manusia dengan bahasa.. Gangguan pada kemampuan
berbahasa karena kerusakan otak manusia disebut afasia, yaitu (gangg uan
bicara karena mengalamigegar/trauma otak). Orang yang menderita kerusakan
bahasa ini dapat diamati dari ketidakmampuannya berbahasa secara normal. Tiga
fungsi dasar otak adalah fungsi pengaturan, proses dan formulasi.Fungsi
pengaturan bertanggungjawab untuk tingkat energi dan tonus korteks secara
keseluruhan. Fungsi proses berlokasi di belakang korteks, mengontrol analisa
informasi, pengkodean dan penyimpanan. Konteks yang lebih tinggi bertanggung
jawab untuk memproses rangsangan sensorik seperti rangsangan optik, akustik dan
olfaktori. Data dari tiap sumber digabungkan dengan sumber sensori lainnya
untuk dianalisa dan diformulasikan
7. Filologi
Menurut Verhaar (2008:
50) Merupakan ilmu yang mempelajari kebudayaan, pranata,
sejarah suatu bangsa sebagaimana terdapat dalam bahan-bahan tertulis. Sebuah teks yang termuat dalam sebuah naskah manuskrip, terutama yang
berasal dari masa lampau, seringkali sulit untuk dipahami, tidak karena
bahasanya yang sulit, tetapi karena naskah manuskrip disalin berulang-ulang
kali.
8.
Filsafat
Bahasa
Menurut Soejono
(1992: 60) Merupakan ilmu yang mempelajari kodrat
hakiki dan kedudukan bahasa sebagai
kegiatan manusia, serta dasar-dasar koseptual dan teoritis linguistik. Ilmu ini menyelidiki kodrat dan kedudukan bahasa sebagai kegiatan manusia serta dasar-dasar konseptual dan
teoretis linguistik. Filsafat bahasa dibagi menjadi filsafat bahasa
ideal dan filsafat
bahasa sehari-hari.
9.
Dialektologi
Menurut
Kridalaksana (dalam Kisyani :Handout Mata kuliah Linguistik Umum 2013) merupakan
ilmu yang mempelajari batas-batas dialek dan bahasa dalam bahasa tertentu.
10. Semiotika
Menurut Verhaar (2008: 55) Merupakan
ilmu yang mempelajari lambang-lambang dan tanda-tanda, misalnya tanda-tanda
lalulintas, kode morse, dan sebagainya.
11.
Epigrafi
Menurut Verhaar (2008: 56) erupakan
ilmu yang mempelajari tulisan kuno pada prasasti-prasasti.
12. Paleografi
Dalam http://aradiace.blogspot.com/2012/03/pembidangan-linguistik.html
dideskripsikan analisis, dan penafsiran tulisan kuno atau
penyelidikan tentang tulisan kursif yang berasal dari abad pertengahan
13. Stilistika
Dalam http://muhammadriyantonss.blogspot.com/2012/04/kajian-linguistik-makro-dan
mikro.html Stilistika
sebagai ilmu yang mengkaji penggunaan bahasa dalam karya sastra yang
berorientasi linguistik atau menggunakan parameter linguistik dapat dilihat
pada batasan stilistika berikut.
Pertama, stilistika merupakan bagian linguistik yang
menitikberatkan kepada variasi penggunaan bahasa dan kadangkala memberikan
perhatian kepada penggunaan bahasa yang kompleks dalam karya sastra
Kedua, stilistika dapat dikatakan sebagai studi yang
menghubungkan antara bentuk linguistik dengan fungsi sastra.
Ketiga, stilistika adalah ilmu kajian gaya yang digunakan
untuk menganalisis karya sastra.
Keempat, stilistika mengkaji wacana sastra
dengan berorientasi linguistik dan merupakan pertalian antara linguistik dan
kritik sastra
14.
Etnolinguistik
Menurut Verhaar 2008) Etnolinguistik mengkaji fungsi dan
pemakaian bahasa dalam konteks kebudayaan.
15. Mekanolinguistik
Dalam http://muhammadriyantonss.blogspot.com/2012/04/kajian-linguistik-makro-dan
mikro.html dijelaskan bahwa mekanolinguistik
ini adalah linguistik yang terdapat di dalam komputer. Dan merupakan
subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa yang digunakan dalam menyusun
program-program komputer.
16. Grafologi
Menurut Verhaar
2008) Grafologi adalah ilmu tang
mempelajari tentang tulisan tangan. Istilah grafologi pertama kali
digunakan oleh seorang Perancis
bernama Michon pada tahun 1875.
Kata grafologi berasal dari bahasa Yunani,
yaitu: grapho yang berarti saya menulis dan logos yang berarti
ilmu. Tujuan dari grafologi adalah mengungkapkan karakter dan
kepribadian seseorang melalui tulisannya.
17. Dialek Sosial
Konsep
dialek sosial ini dipakai dalam menganalisis penyebaran bahasa lokal di
Indonesia. Menyebarnya bahasa lokal ke daerah lain di Indonesia menyebabkan
bertemunya dua dialek yang berbeda dari masyarakat. Perpaduan dialek dalam
penyebaran bahasa lokal akan membawa perubahan kebudayaan dalam aktivitas
sehari-harinya. Dengan demikian penyebaran bahasa lokal ini mungkin dapat
dipelajari dari kultur dialek sosial yang terjadi di masyarakat. Penyamaan
presepsi makna bahasa dan juga penentuan batas-batas dialek dalam komunikasi
menjadi kunci dalam menyelesaikan perbedaan dilek.
Disamping
masalah besar untuk menentukan batas-batas dialek dan usaha untuk memastikan
apakah perbedaan linguistik dalam penyebaran bahasa lokal juga mencerminkan
kebudayaan. Dalam penyebaran bahasa lokal juga ada masalah mengapa orang berkomunitas yang sama juga terpengaruh dengan
dialek pendatang dan mereka menggunakan dialek yang berbeda. Yang paling
terpenting adalah ketika melakukan dialek dengan bahasa yang berbeda harus
mampu mengikuti makna yang akan di bicarakan. Kata-kata yang dipakai sangat tidak
mengandung unsur tabu. Jadi Penyebaran bahasa lokal juga akan mempengaruhi
dialek dari suatu daerah. Bila dilihat dari persebaran bahasa tersebut di atas,
maka terdapat kesamaan tentang asal usul bahasa Indonesia. Dengan demikian dalam dialek sosial tersirat interdispliner
pada bidang sosiolinguistik karena adanya interkoneksi
budaya.
Untuk
menganalisis permasalahan mengenai bahasa ini, para ahli antropologi harus
mengumpulkan data tentang:
1) Ciri-ciri yang menonjol dari bahasa suku bangsa dapat dikaji dengan
jalan mengklasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun, keluarga,
dan subkeluarga bahasa yang ada, dengan beberapa contoh yang diambil dari bahan
ucapan bahasa sehari-hari. Akan lebih baik bila peneliti dapat melengkapi
daftar kata-kata dasar (basic vocabulary) suatu bahasa mengenai anggota badan
(kepala, mata, hidung, tangan, kaki, dan sebagainya), fenomena-fenomena alam
(angin, hujan, panas, dingin, matahari, bulan, awan, langit, dan sebagainya),
warna, bilangan, kata kerja pokok (makan, tidur, jalan, berdiri, dan
sebagainya).
2) Menentukan luas batas penyebaran suatu bahasa memang tidak mudah, hal
ini disebabkan karena di daerah perbatasan terjadi proses saling mempengaruhi
antara unsur-unsur bahasa dari kedua belah pihak. Contoh: Penentuan daerah
batas antara bahasa Sunda dan bahasa Jawa. Bahasa di daerah perbatasan terjadi
bahasa yang merupakan bahasa campuran. Batas antara kedua bahasa akan lebih
jelas bila kedua suku bangsa terpisah oleh lautan, gunung, sungai, atau
batas-batas alam lainnya.
3) Variasi yang ditentukan oleh perbedaan daerah secara geografis
terdapat pada suatu suku bangsa yang besar jumlahnya. Contoh: Bahasa Jawa yang
diucapkan oleh orang Jawa di Purwokerto, di Tegal, di Yogyakarta, dan di
Surabaya terdapat perbedaan logat (dialek) bahasa.
4) Variasi menurut lapisan sosial dalam masyarakat Jawa yang sangat
menonjol adalah terjadinya perbedaan bahasa menurut tingkatan sosial bahasa
atau Social Levels of speech.
A.
Deskripsi Topik dalam Pembidangan
Linguistik
No
|
Bidang Linguistik
|
Makna
|
Topik-topik yang Terkait
|
1
|
Pragmatik
|
·
Mempelajari struktur bahasa sebagai alat komunikasi antara penutur
dengan pendengar dan sebagai pengacuan tanda-tanda bahasa pada hal-hal “ekstralingual”
yang dibicarakan
·
Mengkhususkan
pengkajian
pada hubungan antara bahasa dan konteks tuturan.
|
1)
mengkaji makna pembicara;
2)
mengkaji makna menurut konteksnya;
3)
melebihi kajian tentang makna yang diujarkan, mengkaji makna yang
dikomunikasikan atau terkomunikasikan oleh pembicara; dan
4) mengkaji bentuk ekspresi
menurut jarak sosial yang membatasi partisipan yang terlibat dalam percakapan
tertentu.
5) Mengarah pada tindak tutur , yakni:
a. tindak lokusi, tindak
tutur yang menyatakan sesuatu dalam
arti berkata dan bermakna
b.
tindak ilokusi, tindak
tindak tutur yang mengandung maksud dan fungsi daya ujar.
c.
Tindak perlokusi, tindak
tutur yang berkenaan dengan adanya
ucapan orang lain sehubungan dengan sikap dan perilaku non linguistik dari
orang lain.
6) Aspek situasi ujar (Penutur dan mitra tutur, Konteks Tuturan, dan Tujuan tuturan , Tindak
tutur sebagai bentuk tindakan atau kegiatan )
7) Faktor peristiwa tindak tutur
Contoh judul penelitian
-
Tindak
Tutur Ilokusi Pada Program Bersama Rossy Di Global Tv
-
Strategi
Tindak Tutur Wacana Humor Pada Acara Bukan Empat Mata: Kajian Pragmatik
-
Kajian
Morfologis Tuturan Anak Tunagrahita Ringan
:Analisis Deskriptif Kualitatif Terhadap Tuturan Anak Tunagrahita Ringan Di Sltplb Cipaganti Tahun Ajaran 2013-2014
-
Strategi
Menyindir Dan Implikatur Percakapan Pada Kabar Bang One
-
Tindak
Tutur Pengancam Pada Pemberitaan
Politik Kasus Antasari Azhar Di Surat Kabar Pikiran Rakyat
|
2
|
Sosiolinguistik
|
·
Mempelajari bahasa yang dipahami sebagai sistem tanda
arbiter yang dipakai oleh manusia untuk tujuan komunikasi antara satu sama
lain.
|
1)
konsep dasar tentang guyub tutur;
2)
variasi dan perubahan bahasa, ragam bahasa (diglosia, dialek dan kelompok
sosial);
3)
satu variasi dari bahasa yang sama (intra
language variation), alih kode (code
switching), campur kode (code
mixing),
4)
kontak bahasa;
5)
bahasa, kekuasaan, dan ketidakseimbangan;
6)
wujud bahasa yang beragam karena faktor di luar bahasa (sosial; situasi
berbahasa, siapa yang berbicara, dan dimana)
7)
perencanaan, kebijakan, dan praktek bahasa;
8)
bahasa dan pendidikan;
9) sosiolinguistik sebagai
profesi
Judul Penelitian
-
Bahasa Dalam Komunikasi Antaretnik Bahasa Bajo dan
Sasak Masyarakat Tanjung Luar Kabupaten Lombok Timur : Suatu Tinjauan
Sosiolinguistik.
-
Penggunaan
Campur Kode dalam Acara
Gaul Bareng Bule di Trans TV
|
3
|
Etnolinguistik
|
·
Pengkajian budaya etnik dengan kajian ragam
bahasa lisan maupun tulis
|
1) Penggunaan bahasa dengan struktur konteks yang
membangun sebuah ragam bahasa
2) Latar penciptaan bahasa
3) Perbedaan konteks tutur oleh penutur akan berimplikasi pada perbedaan pilihan
bahasa
Judul Penelitian
-
Istilah Unsur-Unsur Sesaji dalam Tradisi Bersih Desa di Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten
Sragen
|
4
|
Antropolinguistik
|
·
Menganalisis
fenomena sosial seperti makan, berpakaian, arsitektur, disain, dekorasi
interior, sapaan, postur dan gerak tubuh, periklanan dan sebagainya dapat
dipahami melalui model bahasa dalam artian bahwa semua fenomena tersebut bisa
dilihat sebagai suatu sistem yang dilandasi oleh suatu konvensi.
·
Studi
bahasa dalam kerangka kerja antropologi, studi kebudayaan dalam kerangka
kerja linguistic dan studi aspek lain kehidupan manusia dalam keranka kerja
linguistik dan antropologi
|
1) Tiga bidang topik dalam kajian
antropolinguistik
2) contoh penelitian pada topik pendekatan
antropolinguistik untuk menggali kerafian lokal.
Judul
Penelitian
-
Kajian
Struktur, Konteks Penuturan, Fungsi, dan Proses
Penciptaan Cerita Nini Anteh di
Kotamadya Dan Kabupaten Bandung
|
5
|
Dialek Sosial
|
· Perbedaan
bentuk-bentuk dari satu bahasa yang menjadi ciri dari daerah-daerah atau
kelas-kelas sosial tertentu dan yang masih cukup besar
persamaan-persamaannya, sehingga orang masih dapat saling memahami.
·penyebaran
bahasa lokal ini mungkin dapat dipelajari dari kultur dialek sosial yang
terjadi di masyarakat.
·
Mengkaji variasi-variasi dialek yang muncul dari
usaha penutur
·
mengakomodasikan
dialeknya saat bertutur.
· Hasil
variasi dialek yang ditemukan digambarkan dalam sebuah peta untuk melihat
tempat keberadaan variasi dialek tersebut secara umum.
|
1) Menganalisis
penyebaran bahasa lokal di Indonesia.
2) Menyebarnya
bahasa lokal ke
daerah
lain di Indonesia menyebabkan bertemunya dua dialek yang berbeda dari
masyarakat.
3) yang dipakai oleh orang di desa.
4) Bahasa Jawa yang dipakai oleh para
pegawai (priyayi)
5) Bahasa Jawa yang dipakai Kerabat
Keraton (istana)
6) Bahasa Jawa yang dipakai Kepala
Swapraja di Jawa Tengah
7)
Sistem
segmental dialek-dialek
8)
Variasi dialek
yang muncul akibat adanya konvergensi
dan divergensi
9)
Faktor-faktor
penyebab konvergensi dan divergensi
dalam
dialek-dialek
Judul Penelitian :
-
Penggunaan
Variasi Bahasa Jawa Di Kelurahan Jrebeng Wetan Kecamatan
Kedopok
Kota Probolinggo
-
Variasi Dialek Bahasa Jawa oleh
Penutur Kalangan Priyayi dan Istana di Jawa Tengah
|
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul.2007. Linguistik
Umum. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
___________. 2003. Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Jakarta:
PT Rineka Cipta
Matthews, Peter. 1997. The Concise Oxford Dictionary of Linguistics.
Oxford: Oxford University Press.
Verhaar, J.W.M. 2008. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar