Minggu, 08 Desember 2013

Pembidangan Linguistik

Penyusun :

1.    UMI NURHIDAYATI              NIM. 137835059

2.      A. ERNEST NUGROHO         NIM. 137835070 (Pengunggah)

3.      PRASTIWI                               NIM. 137835069

PEMBIDANGAN LINGUISTIK

Jika dipetakan dalam sebuah konsep pemikiran, Linguistik berkembang mengikuti kompleksitas objek atau materi yang dikaji. Dalam berbagai kamus umum, linguistik didefinisikan sebagai ‘ilmu bahasa’ atau ‘studi ilmiah mengenai bahasa’ (Matthews 1997). Dalam The New Oxford Dictionary of English (2003), linguistik didefinisikan sebagai berikut:
The scientific study of language and its structure, including the study of grammar, syntax, and phonetics. Specific branches of linguistics include sociolinguistics, dialectology, psycholinguistics, computational linguistics, comparative linguistics, and structural linguistics.”

Lebih dari itu, ilmu pengetahuan yang mengkaji bahasa ini juga bersifat terbuka terhadap pengaruh dan kedekatan dengan ilmu lain. Oleh karena itu, dalam perkembangannya linguistik memiliki cabang-cabang ilmu yang masing-masing berkonsentrasi pada jenis pendekatan kajian dan objek yang dikaji. Dalam lingkup Linguistik, terdapat tiga porsi terbesar dalam konsepnya, yakni, mikrolinguistik, makrolinguistik, dan sejarah linguistik.  Pembahasan berikut akan mengarah pada dua pembahasan. Pertama, Pembidangan Linguistik, dan kedua, makna dan topik yang berkaitan dengan Pragmatik, Etnolinguistik, Sosiolinguistik, Antropolinguistik, dan Dialek Sosial.
PEMBIDANGAN LINGUISTIK

Pada dasarnya, linguistik terdiri atas dua bidang besar, yaitu;
(1) Mikrolinguistik, yaitu bidang linguistik yang mempelajari bahasa dari dalam dengan kata lain mempelajari struktur bahasa itu sendiri;
(2) Makrolinguistik, yaitu bidang linguistik yang mempelajari bahasa dalam hubungannya dengan faktor-faktor di luar bahasa, termasuk di dalamnya bidang interdisipliner dan bidang terapan.
   
Ditinjau dari sudut tujuan, linguistik dapat dibagi atas dua bidang yakni:
1. Linguistik teoritis adalah teori linguistik umum yang berusaha memahami ciri-ciri umum dari berbagai bahasa. Linguistik teoritis yang khusus, yaitu bidang linguistik yang mengkaji dan mengupas bahasa untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa. Linguistik teoritis ada ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Linguistik yang bersifat umum biasanya disebut us berusaha menyelidiki ciri-ciri khusus dalam bahasa tertentu saja. Linguistik teoritis mencakup: linguistik deskriptif, linguistik historis komparatif. Rincian pembagian  tersebut adalah sebagai berikut:
   a) linguistik teoritis adalah cabang linguistik yang memusatkan perhatian pada teori umum dan metode-metode umum dalam penyelidikan bahasa;
   b) linguistik deskriptif disebut juga linguistik sinkronis adalah bidang linguistik yang menyelidiki sistem bahasa pada waktu tertentu saja. Misalnya: bahasa Indonesia dewasa ini, bahasa Inggris yang dipakai oleh shakepeare, dan sebagainya tanpa memperhatikan perkembangannya dari waktu ke waktu. Cabang ini terbagi atas  fonologi deskriptif, morfologi deskriptif, sintaksis deskriptif,  leksikologi deskriptif.
c ) Linguistik historis komparatif (diakronis) adalah linguistik yang mempelajari dan menyelidiki perkembangan bahasa dari satu masa ke masa lain, serta menyelidiki perbandingan satu bahsa dengan bahasa lain untuk menemukan bahasa purba atau bahasa proto sebagai bahasa induk bersama.

2. Linguistik Terapan (appllied linguistics) mencakup bidang: pengajaran bahasa, penerjemahan, leksikologi, fonetik terapan, sosiolinguistik terapan, pembinaan bahasa internasional, pembinaan bahasa khusus, linguistik medis, mekanolinguistik, dan dialek sosial.
a.    pengajaran bahasa mencakup metode-metode pengajaran bahasa, ucapan bunyi-bunyi dengan pelajaran bahasa, strategi, model, dan cara-cara pengajaran bahasa.
b.    Penerjemahan, mencakup metode dan tehnik pengalihan amanat dari satu bahasa ke bahasa lain.
c.    Leksikografi, mencakup metode dan tehnik penyusunan kamus.
d.   Fonetik terapan, mencakup metode dan tehnik pengucapan bunyi-bunyi dengan tepat, misalnya untuk melatih orang yang gagap, untuk melatih pemain drama, dan sebagainya.
e.    Sosiolinguistik terapan, mencakup pemanfaatan wawasan sosiolinguistik untuk keperluan praktis, seperti perencanaan bahasa, pembinaan bahasa, pemberantasan buta aksara, dan sebagainya.
f.     Pembinaan bahasa Internasional, mencakup usaha untuk menciptakan komunikasi dan saling pengertian internasional dengan menyusun bahasa buatan seperti bahasa esperanto.
g.    Pembinaan bahasa khusus, mencakup penyusunan istilah dan daya bahasa dalam bidang-bidang khusus, antara lain dalam militer, dalam dunia penerbangan, dalam dunia pelayaran.
h.    Linguistik medis, membantu bidang patologi dalam hal penyembuhan cacat bahasa.
i.     Grafologi, kajian linguistik tentang tulisan-tulisan.
j.      Mekanolinguistik, mencakup penggunaan linguistik dalam bidang komputer dan usaha untuk membuat mesin penerjemah, usaha pemanfaatan komputer dalam penyelidikan bahasa, misalnya dalam penyusunan konkordansi teks-teks, dalam perhitungan frekwensi kata-kata untuk perkamusan dan pengajran bahasa. Bidang ini disebut juga linguistik komputasi.
k.   Dialek sosial
Mikrolinguistik
Kajian yang terdapat dalam mikrolinguistik adalah :
1) Fonologi
Menurut Verhaar  (2008:10) fonologi menyelidiki ciri-ciri bunyi ujar, cara terjadinya dan fungsinya dalam sistem kebahasaan secara keseluruhan. Fonologi dapat dipelajari dengan dua sudut pandang. Pertama, bunyi ujar dipandang sebagai media bahasa semata tak ubahnya seperti benda atau zat. Fonologi yang memandang bunyi ujar demikian lazim disebut fonetik. Kedua, bunyi ujar dipandang sebagai sistem bahasa. Bunyi ujar merupakan bagian dari struktur kata dan sekaligus berfungsi untuk membedakan makna. Fonologi yang memandang bunyi ujar itu sebagai bagian dari sistem bahasa disebut fonemik.

2) Morfologi
Menurut Verhaar (2008:11) morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik
Morfologi disebut juga ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk kata. berpendapat bahwa morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian kata secara gramatikal.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara morfem yang satu dengan morfem yang lain untuk membentuk sebuah kata.     
3)  Sintaksis
Menurut Chaer ( 2007: 206) sintaksis adalah cabang ilmu linguistik yang membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata lain, atau unsur-unsur lain sebagai suatu satuan ujaran, dalam sintaksis yang biasa dibicarakan adalah struktur sintaksis, mencakup masalah fungsi, kategori, peran sintaksis, satuan sintaksis berupa frase, kalimat, kalimat, dan wacana


4)  Semantik
Menurut Verhaar  (2008 : 13) mengatakan bahwa semantik adalah teori makna atas teori arti (kata semantik sebagai nomina dan semantik sebagai ajektiva). Memang secara empiris sebelum seseorang berbicara dan ketika seseorang mendengar ujaran seseorang, terjadi proses mental pada diri keduanya. Proses mental itu berupa menyusun kode semantik, kode gramatikal dan kode fonologis pada pihak pembicara, dan proses memecahkan kode fonologis pada pihak pendengar. Dengan kata lain, baik pada pihak pembicara maupun pendengar terjadi pemaknaan. Soal makna menjadi urusan semantik. Berdasarkan hal tersebut dapat sisimpulkan bahwa semantik adal subdisiplin ilmu linguistik yang membicarakan makna.

Makrolinguistik
Pada makrolinguistik terdapat pembidangan sebagai berikut:
1)  Wacana
Dalam berbagai kebutuhan informasi kita memerlukan wacana dalam mendapatkan informasi yang kita butuhkan, dalam hal ini bisa dimuat dalam bentuk media cetak maupun elektronik. Wacana merupakan kebutuhan manusia dalam memenuhi informasi, dalam hal ini Chaer (2007: 267)  mengemukakan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang lengkap terdapat konsep, gagasan, pikiran, ide yang utuh dalam wacana lisan ataupun tulis, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar, berarti wacana itu dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal dan persyaratan wacana.
Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan untuk berkomunikasi dalam konteks sosial. Satuan bahasa itu dapat berupa rangkaian kalimat atau ujaran. Wacana dapat berbentuk lisan atau tulis dan dapat bersifat transaksional atau interaksional.
2)  Psikolinguistik
Menurut Chaer (2002: 5) Psikolinguistik menguraikan proses-proses psikologi  atau mental yang berlangsung jika seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnya pada waktu berkomunikasi, dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh oleh manusia. Dalam praktiknya psikolinguistik pada masalah-masalah seperti pengajaran dan pembelajaran bahasa, pengajaran membaca permulaan dan membaca lanjut, kedwibahasaan, dan kemultibahsaan, penyakit bertutur seperti gagap, afasia, serta masalah sosial lain yang menyangkut bahasa.
3) Sosiolinguistik
Menurut Chaer (2003: 18) Menurut Sosiolinguistik secara umum adalah bahasa yang dipahami sebagai sistem tanda arbiter yang dipakai oleh manusia untuk tujuan komunikasi antara satu sama lain. Dengan demikian, konteks sosial dalam penggunaan bahasa menjadi sesuatu yang penting untuk dikaji. Sosiolinguistik bersifat interdispliner yang menggarap masalah kebahasaan dalam hubungannya dengan faktor-faktor sosial, situasional, dan kulturalnya.
4) Pragmatik
Menurut Chaer (2003: 65) Pragmatik adalah ilmu yang mengkaji hubungan antara bahasa dan konteks, yang hubungannya berdifat dasar, dalam rangka memahami komunikasi dengan bahasa  Pragmatik dianggap berurusan dengan aspek-aspek informasi (dalam pengertian yang paling luas) yang disampaikan melalui bahasa yang
(a) tidak dikodekkan oleh konvensi yang diterima secara umum dalam bentuk-bentuk languistik yang digunakan, namun yang (b) juga muncul secara alamiah dari dan tergantung pada makna-makna yang dikodekkan secara konvensional dengan konteks tanpa mengguakan bentuk-bentuk tersebut.

5) Antropolinguistik
Menurut Verhaar (2008: 16) Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dan kebudayaan secara menyeluruh. Di satu pihak manusia adalah pencipta kebudayaan, di pihak lain kebudayaan yang “menciptakan” manusia linguistik kebudayaan memperlakukan bahasa sebagai fenomena yang kebermaknaannya hanya bisa dipahami secara menyeluruh bila dikaitkan dengan budaya penuturnya. Linguistik Kebudayaan berusaha mengungkap the meaning behind the use, mis-use or non-use of language (dalam hal ini pengertiannya identik dengan Anthropological Linguistics yang memandang bahasa melalui prisma konsep antropologi yang paling inti yakni kebudayaan.

6) Neurolinguistik
Neurolinguistik  menurut Verhaar (2008: 24) adalah salah satu bidang kajian interdisipliner dalam ilmulinguistik dan ilmu kedokteran yang mengkaji hubungan antara otak manusia dengan bahasa.. Gangguan pada kemampuan berbahasa karena kerusakan otak manusia disebut afasia, yaitu (gangg uan bicara karena mengalamigegar/trauma otak). Orang yang menderita kerusakan bahasa ini dapat diamati dari ketidakmampuannya berbahasa secara normal. Tiga fungsi dasar otak adalah fungsi pengaturan, proses dan formulasi.Fungsi pengaturan bertanggungjawab untuk tingkat energi dan tonus korteks secara keseluruhan. Fungsi proses berlokasi di belakang korteks, mengontrol analisa informasi, pengkodean dan penyimpanan. Konteks yang lebih tinggi bertanggung jawab untuk memproses rangsangan sensorik seperti rangsangan optik, akustik dan olfaktori. Data dari tiap sumber digabungkan dengan sumber sensori lainnya untuk dianalisa dan diformulasikan

7. Filologi
        Menurut Verhaar (2008: 50) Merupakan ilmu yang mempelajari kebudayaan, pranata, sejarah suatu bangsa sebagaimana terdapat dalam bahan-bahan tertulis. Sebuah teks yang termuat dalam sebuah naskah manuskrip, terutama yang berasal dari masa lampau, seringkali sulit untuk dipahami, tidak karena bahasanya yang sulit, tetapi karena naskah manuskrip disalin berulang-ulang kali.
8. Filsafat Bahasa
Menurut Soejono (1992: 60) Merupakan ilmu yang mempelajari kodrat hakiki dan kedudukan bahasa sebagai kegiatan manusia, serta dasar-dasar koseptual dan teoritis linguistik. Ilmu ini menyelidiki kodrat dan kedudukan bahasa sebagai kegiatan manusia serta dasar-dasar konseptual dan teoretis linguistik. Filsafat bahasa dibagi menjadi filsafat bahasa ideal dan filsafat bahasa sehari-hari.
9. Dialektologi
Menurut Kridalaksana (dalam Kisyani :Handout Mata kuliah Linguistik Umum 2013) merupakan ilmu yang mempelajari batas-batas dialek dan bahasa dalam bahasa tertentu.
10. Semiotika
Menurut Verhaar (2008: 55) Merupakan ilmu yang mempelajari lambang-lambang dan tanda-tanda, misalnya tanda-tanda lalulintas, kode morse, dan sebagainya.
11. Epigrafi
Menurut Verhaar (2008: 56) erupakan ilmu yang mempelajari tulisan kuno pada prasasti-prasasti.

12.  Paleografi      
Dalam http://aradiace.blogspot.com/2012/03/pembidangan-linguistik.html dideskripsikan  analisis, dan penafsiran tulisan kuno atau penyelidikan tentang tulisan kursif yang berasal dari abad pertengahan

13. Stilistika
Dalam http://muhammadriyantonss.blogspot.com/2012/04/kajian-linguistik-makro-dan mikro.html Stilistika sebagai ilmu yang mengkaji penggunaan bahasa dalam karya sastra yang berorientasi linguistik atau menggunakan parameter linguistik dapat dilihat pada batasan stilistika berikut.

Pertama, stilistika merupakan bagian linguistik yang menitikberatkan kepada variasi penggunaan bahasa dan kadangkala memberikan perhatian kepada penggunaan bahasa yang kompleks dalam karya sastra
Kedua, stilistika dapat dikatakan sebagai studi yang menghubungkan antara bentuk linguistik dengan fungsi sastra.
Ketiga, stilistika adalah ilmu kajian gaya yang digunakan untuk menganalisis karya sastra.
Keempat, stilistika mengkaji wacana sastra dengan berorientasi linguistik dan merupakan pertalian antara linguistik dan kritik sastra
14. Etnolinguistik
     Menurut Verhaar 2008) Etnolinguistik mengkaji fungsi dan pemakaian bahasa dalam konteks kebudayaan.
15. Mekanolinguistik
Dalam http://muhammadriyantonss.blogspot.com/2012/04/kajian-linguistik-makro-dan mikro.html dijelaskan bahwa mekanolinguistik ini adalah linguistik yang terdapat di dalam komputer. Dan merupakan subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa yang digunakan dalam menyusun program-program komputer.
16. Grafologi
Menurut Verhaar 2008) Grafologi adalah ilmu tang mempelajari tentang tulisan tangan. Istilah grafologi pertama kali digunakan oleh seorang Perancis bernama Michon pada tahun 1875. Kata grafologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu: grapho yang berarti saya menulis dan logos yang berarti ilmu. Tujuan dari grafologi adalah mengungkapkan karakter dan kepribadian seseorang melalui tulisannya.
17. Dialek Sosial
Konsep dialek sosial ini dipakai dalam menganalisis penyebaran bahasa lokal di Indonesia. Menyebarnya bahasa lokal ke daerah lain di Indonesia menyebabkan bertemunya dua dialek yang berbeda dari masyarakat. Perpaduan dialek dalam penyebaran bahasa lokal akan membawa perubahan kebudayaan dalam aktivitas sehari-harinya. Dengan demikian penyebaran bahasa lokal ini mungkin dapat dipelajari dari kultur dialek sosial yang terjadi di masyarakat. Penyamaan presepsi makna bahasa dan juga penentuan batas-batas dialek dalam komunikasi menjadi kunci dalam menyelesaikan perbedaan dilek.
Disamping masalah besar untuk menentukan batas-batas dialek dan usaha untuk memastikan apakah perbedaan linguistik dalam penyebaran bahasa lokal juga mencerminkan kebudayaan. Dalam penyebaran bahasa lokal juga ada masalah mengapa orang  berkomunitas yang sama juga terpengaruh dengan dialek pendatang dan mereka menggunakan dialek yang berbeda. Yang paling terpenting adalah ketika melakukan dialek dengan bahasa yang berbeda harus mampu mengikuti makna yang akan di bicarakan. Kata-kata yang dipakai sangat tidak mengandung unsur tabu. Jadi Penyebaran bahasa lokal juga akan mempengaruhi dialek dari suatu daerah. Bila dilihat dari persebaran bahasa tersebut di atas, maka terdapat kesamaan tentang asal usul bahasa Indonesia.  Dengan demikian dalam dialek sosial tersirat  interdispliner pada bidang sosiolinguistik karena adanya interkoneksi budaya.
Untuk menganalisis permasalahan mengenai bahasa ini, para ahli antropologi harus mengumpulkan data tentang:
1) Ciri-ciri yang menonjol dari bahasa suku bangsa dapat dikaji dengan jalan mengklasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun, keluarga, dan subkeluarga bahasa yang ada, dengan beberapa contoh yang diambil dari bahan ucapan bahasa sehari-hari. Akan lebih baik bila peneliti dapat melengkapi daftar kata-kata dasar (basic vocabulary) suatu bahasa mengenai anggota badan (kepala, mata, hidung, tangan, kaki, dan sebagainya), fenomena-fenomena alam (angin, hujan, panas, dingin, matahari, bulan, awan, langit, dan sebagainya), warna, bilangan, kata kerja pokok (makan, tidur, jalan, berdiri, dan sebagainya).
2) Menentukan luas batas penyebaran suatu bahasa memang tidak mudah, hal ini disebabkan karena di daerah perbatasan terjadi proses saling mempengaruhi antara unsur-unsur bahasa dari kedua belah pihak. Contoh: Penentuan daerah batas antara bahasa Sunda dan bahasa Jawa. Bahasa di daerah perbatasan terjadi bahasa yang merupakan bahasa campuran. Batas antara kedua bahasa akan lebih jelas bila kedua suku bangsa terpisah oleh lautan, gunung, sungai, atau batas-batas alam lainnya.
3) Variasi yang ditentukan oleh perbedaan daerah secara geografis terdapat pada suatu suku bangsa yang besar jumlahnya. Contoh: Bahasa Jawa yang diucapkan oleh orang Jawa di Purwokerto, di Tegal, di Yogyakarta, dan di Surabaya terdapat perbedaan logat (dialek) bahasa.
4) Variasi menurut lapisan sosial dalam masyarakat Jawa yang sangat menonjol adalah terjadinya perbedaan bahasa menurut tingkatan sosial bahasa atau Social Levels of speech.
A.    Deskripsi Topik dalam Pembidangan Linguistik
No
Bidang Linguistik
Makna
Topik-topik yang Terkait
1
Pragmatik
·         Mempelajari struktur bahasa sebagai alat komunikasi antara penutur dengan pendengar dan sebagai pengacuan tanda-tanda bahasa pada hal-hal “ekstralingual” yang dibicarakan

·         Mengkhususkan
pengkajian pada hubungan antara bahasa dan konteks tuturan.


1)      mengkaji makna pembicara;
2)      mengkaji makna menurut konteksnya;
3)      melebihi kajian tentang makna yang diujarkan, mengkaji makna yang dikomunikasikan atau terkomunikasikan oleh pembicara; dan
4)      mengkaji bentuk ekspresi menurut jarak sosial yang membatasi partisipan yang terlibat dalam percakapan tertentu.
5)      Mengarah pada  tindak tutur , yakni:
a.       tindak lokusi, tindak tutur yang  menyatakan sesuatu dalam arti berkata dan bermakna
b.      tindak ilokusi, tindak
tindak tutur yang mengandung maksud dan fungsi daya ujar.
c.       Tindak  perlokusi, tindak
tutur yang berkenaan dengan adanya ucapan orang lain sehubungan dengan sikap dan perilaku non linguistik dari orang lain.
6)      Aspek situasi ujar (Penutur dan mitra tutur, Konteks Tuturan, dan Tujuan tuturan , Tindak tutur sebagai bentuk tindakan atau kegiatan )


7)      Faktor peristiwa tindak tutur

Contoh judul penelitian

-          Tindak Tutur Ilokusi Pada Program Bersama Rossy Di Global Tv

-          Strategi Tindak Tutur Wacana Humor Pada Acara Bukan Empat Mata: Kajian Pragmatik

-          Kajian Morfologis Tuturan Anak Tunagrahita Ringan
:Analisis Deskriptif Kualitatif Terhadap Tuturan Anak Tunagrahita Ringan Di Sltplb Cipaganti Tahun Ajaran 20
13-2014

-          Strategi Menyindir Dan Implikatur Percakapan Pada Kabar Bang One

-          Tindak Tutur Pengancam  Pada Pemberitaan Politik Kasus Antasari Azhar Di Surat Kabar Pikiran Rakyat
2
Sosiolinguistik
·         Mempelajari bahasa yang dipahami sebagai sistem tanda arbiter yang dipakai oleh manusia untuk tujuan komunikasi antara satu sama lain.

1)      konsep dasar tentang guyub tutur;
2)      variasi dan perubahan bahasa, ragam bahasa (diglosia, dialek dan kelompok sosial);
3)      satu variasi dari bahasa yang sama (intra language variation), alih kode (code switching), campur kode (code mixing),
4)      kontak bahasa;
5)      bahasa, kekuasaan, dan ketidakseimbangan;
6)      wujud bahasa yang beragam karena faktor di luar bahasa (sosial; situasi berbahasa, siapa yang berbicara, dan dimana)
7)      perencanaan, kebijakan, dan praktek bahasa;
8)      bahasa dan pendidikan;
9)      sosiolinguistik sebagai profesi 

Judul Penelitian
-          Bahasa Dalam Komunikasi Antaretnik Bahasa Bajo dan Sasak Masyarakat Tanjung Luar Kabupaten Lombok Timur : Suatu Tinjauan Sosiolinguistik.

-          Penggunaan Campur Kode dalam Acara Gaul Bareng Bule di Trans TV
3
Etnolinguistik
·         Pengkajian budaya etnik dengan kajian  ragam  bahasa lisan maupun tulis

1)      Penggunaan bahasa dengan struktur konteks yang membangun sebuah  ragam bahasa
2)      Latar penciptaan bahasa
3)      Perbedaan konteks tutur oleh penutur  akan berimplikasi pada perbedaan pilihan bahasa

Judul Penelitian
-           Istilah Unsur-Unsur Sesaji   dalam Tradisi Bersih Desa di Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen 

4
Antropolinguistik
·             Menganalisis fenomena sosial seperti makan, berpakaian, arsitektur, disain, dekorasi interior, sapaan, postur dan gerak tubuh, periklanan dan sebagainya dapat dipahami melalui model bahasa dalam artian bahwa semua fenomena tersebut bisa dilihat sebagai suatu sistem yang dilandasi oleh suatu konvensi.
·            Studi bahasa dalam kerangka kerja antropologi, studi kebudayaan dalam kerangka kerja linguistic dan studi aspek lain kehidupan manusia dalam keranka kerja linguistik dan antropologi
1)      Tiga bidang topik dalam kajian antropolinguistik
  1. Bidang bahasa dalam kajian teks (unsur lingual) dan ko-teks paralinguistik, proksemik atau kinetik)
  2. Bidang budaya dalam kajian konteks budaya ko-teks unsur material
  3. Aspek lain kehidupan manusia mencakup  kajian konteks sosial, situasi, dan ideologi
2)      contoh penelitian pada topik pendekatan antropolinguistik untuk menggali kerafian lokal.
  1. mengkaji seluk beluk teks, ko-teks dan konteks untuk menemukan struktur, formula, atau pola

  1. mengkaji seluk beluk nilai dan norma yang diinterpretasi berdasar makna, pesan, dan fungsi tradisi lisan dan budaya   dengan fokus tradisi lisan verbal
  2. struktur dan formula unsur verbal dan nonverbal dianalisis melalui pemahaman struktur teks koteks dan konteksnya
  3. aspek antropolinguistik mempelajari teks ko-teks, dan performansi tradisi lisan dan budaya dalam kerangka kerja antropologi
Judul Penelitian
-          Kajian Struktur, Konteks Penuturan, Fungsi, dan Proses Penciptaan Cerita Nini Anteh di Kotamadya Dan Kabupaten Bandung
5
Dialek Sosial
·    Perbedaan bentuk-bentuk dari satu bahasa yang menjadi ciri dari daerah-daerah atau kelas-kelas sosial tertentu dan yang masih cukup besar persamaan-persamaannya, sehingga orang masih dapat saling memahami.    
·penyebaran bahasa lokal ini mungkin dapat dipelajari dari kultur dialek sosial yang terjadi di masyarakat.   
·         Mengkaji  variasi-variasi dialek yang muncul dari usaha penutur
·         mengakomodasikan dialeknya saat bertutur.

·          Hasil variasi dialek yang ditemukan digambarkan dalam sebuah peta untuk melihat tempat keberadaan variasi dialek tersebut secara  umum.

1)      Menganalisis penyebaran bahasa lokal di Indonesia.
2)       Menyebarnya bahasa lokal ke
daerah lain di Indonesia menyebabkan bertemunya dua dialek yang berbeda dari masyarakat.
3)      yang dipakai oleh orang di desa.
4)      Bahasa Jawa yang dipakai oleh para pegawai (priyayi)
5)      Bahasa Jawa yang dipakai Kerabat Keraton (istana)
6)      Bahasa Jawa yang dipakai Kepala Swapraja di Jawa Tengah
7)      Sistem segmental dialek-dialek
8)      Variasi dialek yang muncul  akibat adanya konvergensi
dan divergensi
9)       Faktor-faktor penyebab  konvergensi dan divergensi
dalam dialek-dialek

Judul Penelitian :
-          Penggunaan Variasi Bahasa Jawa  Di Kelurahan Jrebeng Wetan Kecamatan Kedopok Kota Probolinggo


-          Variasi Dialek Bahasa Jawa oleh Penutur Kalangan Priyayi dan Istana di Jawa Tengah


DAFTAR PUSTAKA


Chaer, Abdul.2007Linguistik Umum. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
___________. 2003. Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Matthews, Peter. 1997. The Concise Oxford Dictionary of Linguistics. Oxford: Oxford University Press.
Verhaar, J.W.M.  2008. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar