Jumat, 27 Desember 2013

ALIRAN TRANSFORMASI 1 (Draft)

Oleh:
 Kelompok Edelweis

                        Kholiq                                   137835029 (pengunggah)
Rikke Kurniawati                137835047
Wiwik L                                137835068




BAB 1
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Bahasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan maksud dan keinginan kepada orang lain. Dengan kata lain seseorang dapat berkomunikasi dan beradaptasi dengan manusia lain, seperti yang dikatakan oleh Kridalaksana (1983:45) bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi arbitrer, yang digunakan oleh para kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri. Sesuai dengan kodrat manusia maka kerangka karangan pemikirannya tetap berkembang, sesuai dengan lingkungan yang dihadapinya sehingga perkembangan bahasa juga ikut serta di dalamnya. Bukti yang nyata adalah ilmu pengetahuan dengan perkembangan tidak mungkin diterapkan tanpa bahasa.
Termasuk linguistik, bukan merupakan kegiatan yang statis,melainkan merupakan kegiatan yang dinamis; berkembang terus, sesuaidengan filsafat ilmu itu sendiri yang selalu ingin mencari kebenaran yanghakiki. Begitulah, linguistik struktural lahir karena tidak puas denganpendekatan dan prosedur yang digunakan linguistik tradisional dalammenganalisis bahasa. Dalam sejarah perkembangannya, linguistik dipenuhi berbagai aliran danpaham yang dari luar tampaknya sangat ruwet, saling berlawanan danmembingungkan terutama bagi para pemula (Chaer, 2003:332).
Sejarah linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran-aliranlinguistik. Masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa, tapi pada prinsipnya aliran tersebut merupakanpenyempurnaan dari aliran-aliran sebelumnya. Oleh karena itu, denganmengenal dan memahami aliran-aliran tersebut akan menjadi pedoman bagisetiap orang untuk dapat memilih atau mengacu kepada aliran linguistik apayang menurutnya baik. Dalam pembahasan kali ini akan dipaparkan salah satusejarah perkembangan aliran-aliran linguistik yaitu aliran transformasional.
Aliran Transformational Generative Grammer atau transformasi generative ini dicetuskan oleh Chomsky (1965) kemudian dikembangkan oleh Halle(1973) dan Aronoff (1976). Selanjutnya teori ini dimodifikasi oleh Dardjowidjojo (1988) dan disesuaikan dengan sistem bahasa Indonesia. Sejarah linguistik telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik,dimana aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa, tapi pada prinsipnya aliran tersebut merupakan penyempurnaan dari aliran-aliran sebelumnya. Oleh karena itu, dengan mengenal dan memahami aliran-aliran tersebut akan menjadi pedoman bagi setiap orang untuk dapat memilih atau mengacu kepada aliran linguistik apa yang menurutnya baik.Sesuai dengan latar belakang yang telah dijelaskan, maka munculpertanyaan yaitu apa ciri-ciri aliran transformasi?, siapa saja tokoh dalam aliran transformasi?, apa keunggulan dari aliran transformasi?, apa kelemahan dari aliran transformasi?, bagaimana analisis aliran transformasi?

B.  Rumusan masalah
1.    Apa Ciri-Ciri Aliran Transformasi?
2.    Siapa saja tokoh dalam aliran Transformasi?
3.    Apa Keunggulan dari Aliran Transformasi?
4.    Apa Kelemahan dari Aliran Transformasi? 
5.  Bagaimana Analisis aliran Transformasi?





BAB II
PEMBAHASAN

A.  Ciri-ciri Aliran Transformasi
Aliran yang dipelopori oleh N. Chomsky  ini merupakan reaksi dari faham strukturalisme. Konsep strukturalisme yang paling ditentang  oleh aliran ini ialah konsep bahwa bahasa sebagai faktor kebiasaan (habit).
Adapun ciri-ciri aliran transformasional dalam Soeparno (2003:41) ini secara lengkapnya adalah sebagai berikut.
1.       Berlandaskan faham mentalistik.
Aliran ini beranggapan bahwa proses berbahasa bukan sekedar proses rangsang-tanggap, akan tetapi merupakan sebagai proses kejiwaan. Proses berbahasa bukan sekedar proses fisik yang berupa buni sebagai hasil sumber getar yang diterima oleh alat auditoris, akan tetapi berupa proses kejiwaan di dalam diri peserta bicara. Oleh karena itu, aliran linguistik ini sangat erat kaitannya  dengan subdisiplin psikolinguistik.
2.      Bahasa merupakan innate
Bahasa merupakan faktor innate (keturunan/warisan)
3.      Bahasa terdiri dari lapis dalam dan lapis permukaan.
Teori transformasional  ini memisahkan bahasa menjadi dua lapis yaitu deep structure, struktur dalam, struktur batin) dan lapis permukaan (surface structure, struktur luar, struktur permukaan). Lapis batin merupakan tempat terjadinya proses berbahasa yang sebenarnya secara mentalistik sedangkan lapis permukaan adalah wujud lahiriah yang ditransformasi dari lapis batin.
4.      Bahasa terdiri dari unsur competen atau performance
Linguistic competen atau kemampuan linguistik merupakan pengetahuan seseorang tentang bahasanya, termasuk kaidah-kaidah di dalamnya. Linguistic performance atau performansi linguistik adalah keterampilan seseorang menggunakan bahasa.

5.      Analisis bahasa bertolak dari kalimat.
Kaum transformasional berangggapan bahwa kalimat meupakan tataran gramatikal tertinggi. Dari kaliamat analisisnya turun ke frasa dan kemudian dari frasa turun ke kata. Keistimewaan teori transformasional ini ialah tidak diakuinya eksistensi klausa. Itulah sebabnya mengapa analisisnya dari kalimat langsung turun ke frasa, melalui klausa.
6.      Penerapan kaidah bahasa bersifat kreatif.
Ciri ini merupakan reaksi atas anggapan kaum struktural yang fanatik terhadap standar keumuman. Bagi kaum tranformasional masalah umum tidak umum bukan suatu persoalan yang terpenting adalah kaidah.
7.      Membedakan kalimat inti dan kalimat transformasi.
Aliran ini membedakan dua macam kalimat yaitu kalimat inti dan kalimat transformasi. Kalimat inti merupakan kalimat yang belum dikenai transformasi sedangkan kalimat transformasi merupakan kalimat yang sudah dikenai kaidah transformasi. Adapun ciri-ciri kalimat inti ialah  yaitu lengkap, simpel, statemen, aktif, positif dan runtut.
8.      Analisis diwujudkan dalam bentuk rumus dan diagram pohon.
Analisis dalam teori ini dimulai dari struktur kalimat lalu turun ke frase menjadi frase benda (NP) dan frase kerja (VP) kemudian dari frase turun ke kata.
9.      Gramatikal bersifat generatif.
Bertolak dari teori yang dinamakan tata bahasa generatif tansformasi (TGT). Dalam teori ini ada anggapan bahwa aturan gramatika memberika mekanisme dalam otak yang membangkitkan kalimat-kalimat. Dengan satu kaidah (atau dengan sedikit kaidah) kita dapat menghasilkan kalimat yang tidak terhingga banyaknya.

B.  Tokoh dalam aliran Transformasi
Aliran ini muncul menentang aliran strukturalis yang menyatakan bahwa bahasa merupakan kebiasaan. Pelopor aliran ini adalah N. Chomsky dengan karyanya “Syntactic Structure”(1957) dan diikuti oleh tokoh-tokoh seperti Postal, Fodor, Hale, Palmatier, Lyons, Katz, Allen, van Buren, R. D. King, R.A. Jacobs, J. Green, dll. Aliran ini pada mulanya hanya berbicara transformasi pada level kalimat tetapi kemudian diterapkan dalam tataran lain seperti morfologi dan fonologi.

C.  Keunggulan Aliran Transformasi
1.        Proses berbahasa merupakan proses kejiwaan bukan fisik.
2.        Secara tegas memisah pengetahuan kebahasaan dengan keterampilan berbahasa (linguistic competent dan linguistic performance)
3.        Dapat membentuk konstruksi-konstruksi lain secara kreatif berdasarkan kaidah yang ada.
4.        Dengan pembedaan kalimat inti dan transformasi telah dapat dipilah antara substansi dan perwujudan. dapat menghasilkan kalimat yang tak terhingga banyaknya karena gramatiknya bersifat generatif.

D.  Kelemahan Aliran Transformasi
1.        Tidak mengakui eksistensi klausa sehingga tidak dapat memilah konsep klausa dan kalimat
2.        Bahasa merupakan innate walaupun manusia memiliki innate untuk berbahasa tetapi tanpa dibiasakan atau dilatih mustahil akan bisa.
3.        Setiap kebahasaan selalu dikembalikan kepada deep structure.

E.   Penerapan Analisis aliran Transformasi
Penganalisisan kalimat menggunakan transformasi generatif dilakukan melalui dua tahap. Kedua tahap tersebut yakni menggunakan kaidah komponen dasar (struktur frasa dan diagram pohon) dan kaidah transformasional atau pengembangan kalimat. Kaidah komponen dasar menurunkan kalimat-kalimat inti menjadi frasa dan kelas kata. Kaidah transformasional bekerja dalam kalimat inti yang diturunkan dari komponen dasar. Dalam versi standar transformasi generatif, kaidah transformasional mempertahankan arti. Artinya, kaidah pengubahan kalimat inti ke struktur permukaan tanpa mengubah arti. Terdapat lima jenis proses transformasional yaitu pelepasan, penggabungan, pemasifan, pengingkaran, pembalikan, pengubahan tanya/perintah.
Berikut penganalisisan 6 kalimat yang telah ditentukan.
1.    Kalimat “Ibu membeli susu.”
·      Struktur frasa
i K --- FN + FV
ii FV ---  V + N
iiiN --- ibu, susu
iv V --- membeli

        Diagram pohon 


     Pengembangan
a.      Susu dibeli ibu. 
b.      Ibu sedang membeli susu. 
c.       Ibu membeli susu di toko. 
d.       dst. 
 
2. Kalimat “Buku itu berwarna putih
Struktur frasa
i.      K --- FN + FV
ii.     FN--- N+Pron
iii.  FV ---- V + adj
iv.  N--- Buku
v.    V --- berwarna
vi.  Adj--- Putih
vii.    Pron--- itu

    Diagram pohon


·      Pengembangan
a.       Buku yang dibeli adik berwarna putih.
b.      Buku itu berwarna putih dan berkualitas tinggi.
c.       Buku itu memiliki warna putih. 


3. Kalimat “Sebuah Candi ditemukan di Nganjuk
·      Struktur frasa
i.          K--- K + Prep
ii.        K--- FN + V
iii.      FN--- N + N
iv.      F prep--- prep+N
v.        N--- Sebuah, Candi, Nganjuk
vi.      V--- ditemukan
vii.    Prep --- di



·      Pengembangan kalimat
a.       Sebuah candi telah ditemukan di Nganjuk. 
b.      Ditemukan sebuah candi di Nganjuk.
4. Kalimat "Bapak tidur saat saya mandi."
  • Struktur frasa
i.         K--- K + F Adv
ii.       K--- N+V
iii.     F Adv--- konj + K
iv.     N--- Bapak, saya
v.       V--- tidur, mandi
vi.     Konj--- saat
 
  • Diagram pohon

  • Pengembangan kalimat
  1. Saat saya mandi, bapak tidur.
  2. Bapak telah tidur saat saya mandi














    5. Kalimat “Kuda itu menendang petani 
      Struktur frasa 
    i.           K ---FN + FV 
    ii.         FN--- N+Pron 
    iii.       FV --- V + N  
    iv.       V --- menendang 
    v.         N--- kuda, petani  
    vi.       Pron--- itu

    Diagram pohon

    • Pengembangan kalimat
    1. Petani ditendang kuda itu
    2. Kuda berwarna hitam itu menendang petani

    6. Kalimat “Surabaya itu kota bersih"
    Struktur frasa
    i.     K--- FN+FN
    ii.   FN---N+Pron
    iii. FN--- N+Adj
    iv.  N--- surabaya, kota
    v.   Adj--- bersih
    vi. Pron--- itu

         Diagram pohon

    Pengembangan kalimata.a. Kota metropols itu kota bersih.
    b. Surabaya itu kota bersih karena banyak taman dan asri.



    BAB III
    PENUTUP
    Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.
    1.        Adapun ciri-ciri aliran transformasional dalam Soeparno (2003:41) ini secara lengkapnya sebagai berikut.
    a.       Berlandaskan faham mentalistik
    b.      Bahasa merupakan innate
    c.       Bahasa terdiri dari lapis dalam dan lapis permukaan
    d.      Bahasa terdiri dari unsur competen atau performance
    e.       Analisis bahasa bertolak dari kalimat
    f.       Penerapan kaidah bahasa bersifat kreatif
    g.      Membedakan kalimat inti dan kalimat transformasi
    h.      Analisis diwujudkan dalam bentuk rumus dan diagram pohon.
    2.        Pelopor aliran transformasi adalah N. Chomsky dengan karyanya “Syntactic Structure”(1957) dan diikuti oleh tokoh-tokoh seperti Postal, Fodor, Hale, Palmatier, Lyons, Katz, Allen, van Buren, R. D. King, R.A. Jacobs, J. Green, dll.
    3.        Keunggulan aliran transformasional:
    a.       Proses berbahasa merupakan proses kejiwaan bukan fisik
    b.      Secara tegas memisah pengetahuan kebahasaan dengan keterampilan berbahasa (linguistic competent dan linguistic performance)
    c.       Dengan pembedaan kalimat inti dan transformasi telah dapat dipilah antara substansi dan perwujudan. dapat menghasilkan kalimat yang tak terhingga banyaknya karena gramatiknya bersifat generatif
    4.      Kelemahan aliran transformasional:
    a.       Tidak mengakui eksistensi klausa sehingga tidak dapat memilah konsep klausa dan kalimat
    b.      Bahasa merupakan innate walaupun manusia memiliki innate untuk berbahasa tetapi tanpa dibiasakan atau dilatih mustahil akan bisa
    c.       Setiap kebahasaan selalu dikembalikan kepada deep structure.

    5.      Dalam penganalisisan kalimat pada aliran transformasional dapat dianalisis pada ranah analisis struktur, diagram pohon, dan pengembangan kalimat (penambahan unsur, pengurangan unsur, pemasifan, atau penataan kembali.



    Daftar Pustaka
    Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
    Soeparno. 2003. Dasar-Dasar Limguistik. Yogyakarta : Mitra Gama Widya
    Samsuri. 1988. Berbagai Aliran Linguistik Abad XX. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 
    Chomsky, Noam. 1972. Aspects Of The Theory Of Syntax. America : United States of America

Tidak ada komentar:

Posting Komentar